Bursa Asia Dibuka Naik Tipis, Tapi Hang Seng Melesat
Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Asia-Pasifik dibuka cenderung beragam dengan mayoritas menguat pada perdagangan Jumat (22/7/2022), di mana investor cenderung mengevaluasi dari rilis data inflasi di Jepang pada periode Juni 2022.
Indeks Nikkei Jepang dibuka turun 0,11%. Tetapi selang sekitar satu jam, Nikkei berbalik naik 0,11%.
Sedangkan indeks ASX 200 Australia melemah 0,12% dan KOSPI Korea Selatan terdepresiasi 0,16%.
Sementara untuk indeks Hang Seng Hong Kong dibuka melesat 0,81%, Shanghai Composite China menguat 0,27%, dan Straits Times Singapura terapresiasi 0,49%.
Dari Jepang, inflasi pada bulan lalu berada di atas sedikit dari target yang ditetapkan oleh bank sentral Jepang (Bank of Japan/BoJ).
Berdasarkan data dari Kementerian Dalam Negeri dan Komunikasi Jepang, inflasi dari sisi konsumen (Indeks Harga Konsumen/IHK) pada bulan lalu dilaporkan turun sedikit menjadi 2,4% secara tahunan (year-on-year/yoy), dari sebelumnya sebesar 2,5% pada Mei lalu.
Sedangkan secara bulanan (month-on-month/mom), IHK Negeri Sakura pada bulan lalu tidak mencatatkan inflasi maupun deflasi alias 0%. Angka itu turun dibandingkan dengan Mei 2022 yang mencatatkan deflasi 0,3%.
Sementara untuk IHK inti Jepang pada Juni 2022 tercatat sebesar 2,2% atau berada di atas target BoJ sedikit sebesar 2%. Angka itu juga naik dari Mei 2022 sebesar 2,1%.
Mengutip Reuters, para analis menilai naiknya harga bahan bakar dan makanan, yang sebagian disebabkan oleh serangan Rusia ke Ukraina dan pelemahan tajam yen yang membuat biaya impor membengkak, diperkirakan akan menjaga inflasi konsumen inti Jepang di atas target BoJ untuk tahun ini.
Sebelumnya, BoJ pada Kamis kemarin menaikkan perkiraan inflasi konsumen intinya untuk tahun fiskal saat ini yang berakhir pada Maret 2023 menjadi 2,3% dari 1,9%, tetapi BoJ kembali mempertahankan suku bunganya di level yang sangat rendah yakni di -0,1%.
Bursa Asia-Pasifik yang secara mayoritas menguat cenderung tipis terjadi di tengah masih sumringahnya bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street pada perdagangan Kamis kemarin waktu setempat, karena rilis kinerja keuangan yang memuaskan bagi investor.
Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup menguat 0,51% ke posisi 32.036,9, S&P 500 melesat 0,99% ke 3.998,95, dan Nasdaq Composite melonjak 1,36% menjadi 12.059,61.
Dalam sepekan Dow Jones telah naik 2,4% secara point-to-point (ptpt), sedangkan S&P dan Nasdaq sudah menguat 3,5% dan 5,3% ptp.
Saham-saham teknologi berhasil mendorong indeks karena kinerja perusahaan yang dinilai memuaskan bagi investor.
Selain itu, cerahnya Wall Street juga disebabkan karena dolar AS yang melandai setelah bank sentral Eropa (Europe Central Bank/ECB) menaikkan suku bunga dan rilis data klaim awal pengangguran.
ECB memutuskan menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin (bp) menjadi 0,5%, atau lebih tinggi dari perkiraan pasar sebesar 25 bp. Ini kali pertama dalam 11 tahun.
Sementara itu dari data ketenagakerjaan AS, data klaim tunjangan pengangguran awal menunjukkan pemburukan dengan meningkat menjadi 251.000 sepekan lalu, dari pekan sebelumnya sebanyak 244.000 klaim. Ini merupakan kenaikan untuk 3 pekan beruntun dan menjadi level tertinggi sejak November 2021.
"Ini menunjukkan kepada Anda bahwa ekspektasi pasar benar-benar rendah, bahwa sedikit kabar baik bisa sangat membantu ketika Anda memiliki ekspektasi yang rendah," kata Keith Lerner dari Truist.
Terlihat optimisme investor mulai bangkit karena kembali memilih saham bertumbuh, bukan defensif, bahkan di tengah data ekonomi yang lemah.
"Sentimen bullish di pasar sepertinya telah kembali dan kita melihat reli yang tajam di sektor teknologi, kripto, dan aset berisiko lainnya di beberapa hari ini," tutur Analis Investasi eToro Callie Cox dikutip CNBC International.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd)