Modal Asing Keluar RI Berjamaah, Rupiah Ditekan Habis!

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
21 July 2022 14:30
Pengumuman Hasil Rapat Dewan Gubernur Bulanan Bulan Juli 2022 dg Cakupan Triwulanan (Tangkapan layar Youtube Bank Indonesia)
Foto: Pengumuman Hasil Rapat Dewan Gubernur Bulanan Bulan Juli 2022 dg Cakupan Triwulanan (Tangkapan layar Youtube Bank Indonesia)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) mencatat aliran modal asing yang keluar dari pasar keuangan domestik hingga 19 Juli 2022 mencapai US$ 2 miliar sejalan dengan ketidakpastian global yang semakin meninggi.

Hal tersebut dikemukakan Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI Bulan Juli 2022 Dengan Cakupan Triwulanan, Kamis (21/7/2022).

"Memasuki triwulan ketiga, data hingga 19 Juli 2022 investasi portofolio outflow sebesar US$ 2 miliar," kata Perry.

Perry mengatakan pada kuartal kedua tahun ini, aliran modal asing sempat mencatatkan net inflow sebesar US$ 0,2 miliar. Namun, situasi berubah setelah dinamika perekonomian global yang kian tidak pasti.

BI sendiri masih memperkirakan kinerja neraca pembayaran pada tahun ini akan tetap terjaga di kisaran surplus 0,3% hingga defisit 0,5% produk domestik bruto (PDB), yang ditopang dari kenaikan harga komoditas global.

"Kinerja neraca pembayaran juga didukung kinerja transaksi modal dan finansial dalam bentuk penanaman modal asing sejalan iklim investasi yang terjaga," tegasnya.

Nilai tukar rupiah sendiri mengalami tekanan sejalan dengan ketidakpastian yang meningkat. Namun, Perry menegaskan bahwa situasi ini tidak hanya dialami oleh Indonesia melainkan juga negara lain.

"Nilai tukar pada tanggal 20 Juli 2022 terdepresiasi 0,6% point to point dibandingkan akhir Juli 2022 namun dengan volatilitas yang terjaga. Depresiasi tersebut sejalan dengan masih tingginya ketidakpastian pasar keuangan global akibat pengetatan kebijakan moneter yang agresif di berbagai negara untuk merespons tekanan inflasi dan kekhawatiran perlambatan perekonomian global," jelasnya.


(cha/cha)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article BI Beri 'Jamu Pahit', Apa Baik Buruknya Menurut Pasar?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular