Jakarta, CNBC Indonesia - Entitas pemegang merek waralaba Baba Rafi tengah menghelat initial public offering (IPO). Di belahan yang berbeda, merek berbau Baba Rafi juga tengah menghadapi kasus hukum.
Meski serupa, namun keduanya tak sama. Baba Rafi yang tengah menghelat IPO berada di bawah bendera PT Sari Kreasi Boga (SKB) Food. Sedang Baba Rafi yang tengah menjalani proses hukum adalah PT Baba Rafi Udang Vaname.
Hendy Setiono merupakan petinggi perusahaan udang tersebut. Ia juga merupakan pengelola merek Kebab Turki Baba Rafi wilayah timur. Sedang di wilayah barat, Baba Rafi dikelola oleh Nilamsari yang juga merupakan mantan istri Hendy Setiono.
Founder sekaligus Direktur Pengembangan Bisnis SKB Food, Nilamsari menuturkan ihwal pecahnya merek Baba Rafi ke kutub yang berbeda. Semula, merek Baba Rafi memang ia dirikan bersama mantan suami Hendy Setiono. Keduanya mendirikan PT Babarafi Indonesia dengan porsi kepemilikan saham masing-masing 50%.
Pada perjalanan membangun usaha Baba Rafi sehingga terus berkembang, Nilamsari lebih banyak memainkan peran di balik layar sebagai konseptor dan innovator. Sebaliknya, Hendy muncul di depan sehingga lebih banyak dikenal publik.
Pada 2017, seiring dengan berakhirnya usia pernikahan Nilamsari dengan Hendy, maka perjalanan entitas PT Babarafi Indonesia berakhir dengan sebuah kesepakatan. Kesepakatan ini juga merupakan bagian dari Putusan Pengadilan Agama.
Nama Baba Rafi tetap dimiliki bersama dengan kesepakatan diantaranya, Nilamsari mengoperasikan Baba Rafi untuk regional Barat mulai dari Aceh di pulau Sumatera sampai Jogjakarta di pulau Jawa. Sementara, Hendy Setiono mengoperasikan Baba Rafi untuk regional Timur mulai dari Solo di Jawa Tengah sampai Papua.
Hak penggunaan kantor yang kebetulan terdapat di dua daerah juga dibagi berdasarkan wilayah bisnis untuk merek Baba Rafi. Nilamsari melalui SKB Food menempati kantor di Jakarta.
Sedang Hendy mengambil kantor di Surabaya yang kelak kemudian ia namakan perusahaanya Babarafi Enterprise. Adapun Baba Rafi di luar negeri yang saat ini terdapat di 10 negara statusnya masih dimiliki bersama.
Dus, Nilamsari menegaskan, SKB Food dengan perusahaan yang kemudian dibangun oleh Hendy Setiono yaitu Babarafi Enterprise tidak ada kaitan satu sama lain. Tidak terafiliasi dan tidak ada kolaborasi bisnis sejauh ini.
"Meskipun masih boleh untuk melanjutkan bisnis Baba Rafi, namun masing-masing diwajibkan untuk memulainya dengan entitas baru. Maka saya mendirikan PT Sari Kreasi Boga yang disingkat SKB Food. Sari adalah dari nama saya dan Kreasi Boga merepresentasikan bidang bisnisnya yaitu kreasi makanan," terang Nilamsari dalam keterangan tertulis, Kamis (21/7/2022).
Belajar dari pengalaman, Nilamsari tidak ingin menggunakan cara lama dalam menjalankan usaha bersama SKB Food. Perlu ada perbaikan dari segala sisi terutama tata kelola. Atas dasar itu maka diputuskan bahwa pihaknya merasa perlu melibatkan investor dan para eksekutif muda untuk mengisi berbagai jabatan strategis di perusahaan.
"Mereka yang menjadi direksi dan komisaris di SKB Food rata-rata berusia muda. Meskipun muda namun mereka penuh pengalaman, memiliki ilmu yang relevan dengan perkembangan zaman, dan berbasis pada data dalam pengambilan keputusan," jelasnya.
Hasilnya, SKB Food mampu bertransformasi secara cepat, adaptif terhadap dinamika yang terjadi sehingga mampu tetap tumbuh ditengah pandemi Covid-19. Keberhasilan ini juga membawa SKB Food siap untuk menjadi perusahaan publik dengan melakukan penawaran saham perdana (IPO) dan kelak menjadi pelopor UMKM yang mampu mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Waralaba Baba Rafi sejauh ini bukan merupakan motor pendapatan SKB Food karena porsi kontribusinya tidak mencapai 10%. Sebesar 90% sumber pendapatan Perseroan bersumber dari supply chain makanan dengan beragam output produk untuk berbagai tipe dan skala pelaku usaha kuliner di Indonesia.
Nilam memandang, SKB Food merasa harus tetap mengibarkan brand Baba Rafi yang setidaknya karena dua pertimbangan, yaitu faktor sejarah yang memengaruhi sisi emosional Nilamsari tanpa mengabaikan faktor rasional.
"Saya baru berusia 19 tahun ketika Baba Rafi mulai berdiri. Saya adalah founder dan Hendy juga founder. Tidak ada yang co-founder karena setelah itu juga diperjuangkan bersama," ucapnya.
Selain itu, keputusan bisnis. Baba Rafi diyakini masih potensial dan akan terus bertumbuh secara bisnis. Ditambah lagi dengan statusnya sebagai role model untuk bisnis franchise kuliner. "Jadi secara story masih sangat baik meskipun porsi kontribusinya tidak sebesar Food Supply Chain. Masih bisa tumbuh. Sejauh ini omsetnya juga masih bagus," tegasnya.
Dua hal tersebut yang kemudian melandasi SKB Food untuk tetap menjalankannya sebagai bagian dari misi serta komitmen untuk terus mendorong kemajuan UMKM di Indonesia khususnya di bidang kuliner.
"Sejarah harus ditulis kembali. Market dibangun lagi. Babat alas lagi. Tidak apa-apa. Sekarang eranya kolaborasi dan saya tidak mungkin berjuang sendiri. Kami di SKB Food memiliki manajemen yang solid dan siap meneruskan dengan lebih baik lagi, berupaya memberikan lebih banyak manfaat kepada para pemegang saham, pemangku kepentingan, dan secara umum kepada bangsa dan negara," ungkapnya.
Sementara, Direktur Utama SKB Food Eko Pujianto menambahkan, sejak awal berdiri Perseroan memang melakukan pembenahan internal dalam rangka penguatan fundamental dan tata kelola yang lebih baik serta prudent. "Langkah ini kami lakukan supaya mindset perusahaan menjadi lebih baik sebagai sebuah korporasi sehingga langkah ekspansi dan strategis lainnya menjadi lebih terukur," ujarnya.
Hasilnya, kata dia, dirasakan saat pandemi Covid-19 yang meruntuhkan hampir semua sektor usaha. Meskipun dampak pelemahan akibat krisis tetap ada namun SKB Food mampu bertahan setelah pada 2020 beradaptasi kemudian mampu mencatatkan pertumbuhan pendapatan dan laba bersih lebih dari 100% pada tahun 2021
PT Sari Kreasi Boga alias SKB Food bakal menjadi pendatang baru di Bursa Efek Indonesia (BEI). Ini merupakan perusahaan yang memulai bisnis waralaba Kebab Baba Rafi.
SKB Food rencananya melepas maksimal 948,09 juta saham. Jumlah emisi ini setara dengan 30,31% dari modal ditempatkan dan disetor penuh.
Nilai nominal IPO Rp 15 per saham. Sedang rentang harga initial public offering (IPO) yang ditawarkan antara Rp 120 per saham hingga Rp 130 per saham. Sehingga, perusahaan bakal meraup dana segar antara Rp 113,77 miliar hingga Rp 123,25 miliar.
Sebagai pemanis, SKB Food Juga bakal menerbitkan waran seri I sebanyak-banyaknya 474,04 juta waran. Waran ini gratis. Setiap pemegang dua saham IPO bakal memperoleh satu waran.
Setiap waran memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli satu saham dengan harga pelaksanaan Rp 150-Rp 163 per saham. Jika semua pemegang saham mengkonversi haknya, maka SKB Food bakal meraup dana segar tambahan Rp 77,27 juta.
Yang menarik, SKB Food bakal menggunakan kode saham atawa ticker RAFI. Selain memang mengusung merek Baba Rafi saat pertama bisnis ini berdiri, ticker tersebut juga kabarnya merupakan 'kode' jika artis Raffi Ahmad bakal ambil bagian dalam perherlatan IPO.
"Nanti, akan diumumkan saat pencet tombol (saat listing)," ujar Eko Pujianto, Direktur Utama SKB Food kepada CNBC Indonesia ketika dimintai konfirmasinya terkait kabar tersebut.
Hari ini, Senin (18/7/2022), SKB Food memulai masa penawaran awal. Kegiatan ini berlangsung hingga 22 Juli untuk kemudian dilanjutkan dengan tanggal efektif yang diperkirakan jatuh pada 28 Juli.
Masa penawaran umum perdana saham dijadwalkan berlangsung pada 1 Agustus hingga 3 Agustus mendatang. Tanggal penjatahan diperkirakan jatuh pada 3 Agustus.
SKB Food bakal terus melewati serangkaian IPO hingga pada akhirnya dijadwalkan melakukan pencatatan (listing) di BEI pada 5 Agustus.