Analisis Teknikal

Kunci Kenaikan IHSG: Menguji Resistance 6.900

Putra, CNBC Indonesia
Kamis, 21/07/2022 06:00 WIB
Foto: Ilustrasi Bursa (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penguatan tajam lebih dari 2% pada perdagangan kemarin (20/7). IHSG berhasil ditutup di atas level psikologis 6.800 atau tepatnya di 6.874,74.

Artinya, IHSG sudah semakin dekat dengan level psikologis, yakni di 6.900 setelah galau sepanjang bulan ini. Bersamaan dengan penguatan signifikan IHSG tersebut, investor asing kembali masuk ke aset-aset berisiko domestik.

Data perdagangan mencatat, investor asing membukukan aksi beli bersih saham di pasar reguler sebesar Rp 409 miliar. Penguatan IHSG yang tajam mengekor indeks saham kawasan Asia yang mayoritas berakhir di zona hijau. Indeks Nikkei 225 memimpin penguatan dengan apresiasi 2,67% dan IHSG berada di posisi kedua.


Untuk perdagangan hari ini, pelaku pasar fokus pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI). Pandangan ekonom tentang prospek suku bunga acuan pun terbelah.

Dari 15 ekonom yang disurvei Tim Riset CNBC Indonesia, 7 ekonom memperkirakan BI akan kembali hold sedangkan sisanya memperirakan bank sentral nasional akan mulai menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin (bps).

Analisis Teknikal

Foto: Teknikal
teknikal

Pergerakan IHSG dianalisis berdasarkan periode harian (daily) dan menggunakan indikator Boillinger Band (BB) untuk menentukan area batas atas (resistance) dan batas bawah (support). Jika melihat level penutupan IHSG dan indikator BB pekan lalu, pergerakan indeks sudah melewati batas atas BB terdekat di 6.789.

Pergerakan IHSG juga dilihat dengan indikator teknikal lain yaitu Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum. Perlu diketahui, RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.

Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20. Posisi RSI IHSG mengalami kenaikan ke 53,83 yang mengindikasikan adanya penguatan momentum beli seiring dengan kembali masuknya dana asing.

Apabila menggunakan indikator teknikal lain yaitu Moving Average Convergence Divergence (MACD), garis EMA 12 tampak mulai akan memotong garis EMA 26 dari bawah dan bar histogram beranjak dari zona negatif.

Peluang IHSG menguat sebenarnya masih ada. Namun IHSG perlu menguji level resisten di 6.900 terlebih dahulu dan patut diwaspadai juga volatilitas perdagangan setelah IHSG melesat signifikan kemarin serta adanya Gap pada candlestick setelah IHSG loncat pada perdagangan kemarin.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp)
Saksikan video di bawah ini:

Video: PHK Mengancam, Saham Ini Bisa Jadi Sumber Cuan Darurat