
Harap-harap Cemas, IHSG Galau Tunggu Keputusan Pak Perry

Jakarta, CNBC Indonesia - Sejak awal bulan Juli, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) cenderung terjebak di rentang 6.600-6.700. Salah satu penyebabnya adalah, pasar menunggu keputusan Bank Indonesia (BI) apakah akan menaikkan suku bunga atau tetap mempertahankan di 3,5%.
Apabila mencermati sinyal yang diberikan oleh geng MH Thamrin, kemungkinan besar BI akan menahan suku bunga acuan bulan Juli ini. Senada dengan BI, mayoritas ekonom juga melihat bank sentral nasional tersebut akan tetap HOLD BI 7 Day Reverse Repo Rate dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) Juli 2022.
Namun di sisi lain aliran modal keluar (outflows) terus terjadi di pasar saham. Dalam sepekan terakhir asing tercatat net sell sebesar Rp 2,32 triliun di pasar reguler.
Sementara itu jika ditarik mundur lebih jauh lagi, asing cenderung melepas aset-aset berisiko Tanah Air dengan nilai yang lebih besar. Data perdagangan mencatat, asing membukukan jual bersih di pasar reguler saham mencapai Rp 9,22 triliun. Dengan tekanan jual yang terjadi di pasar tersebut, nilai tukar rupiah kesulitan untuk menguat dan masih sangat dekat dengan Rp 15.000/US$.
Sementara itu IHSG masih terjebak di area 6.600-6.700. Sebelum menaikkan suku bunga acuan, BI sebenarnya sudah melakukan normalisasi kebijakan moneternya melalui kenaikan Giro Wajib Minimum (GWM).
BI bahkan agresif dalam menaikkan GWM menjadi 9% per September 2022 nanti. Kenaikan GWM ini dilihat sebagai agenda BI dalam mengurangi likuiditas perbankan yang berlebih agar tidak menjadi pemicu inflasi.
Bagi saham, inflasi yang moderat sesuai dengan kisaran target akan berdampak positif terhadap earnings perusahaan. Namun jika inflasinya kebablasan, hal ini akan berdampak negatif dan bisa menurunkan valuasi IHSG.
Melihat outlook inflasi yang lebih tinggi dan arah suku bunga acuan ke depan, riset Mandiri Sekuritas menurunkan target IHSG akhir tahun dari 7.800 menjadi 7.300 dengan asumsi imbal hasil (yield) SBN 10 tahun di 7,3% dan rasio Price to Earnings (PER) IHSG di 13,3x sebagai baseline.
(trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000