Harga Sahamnya Lompat, META: Kami Mengetahui Pemicunya

dhf, CNBC Indonesia
16 July 2022 06:30
Pengendara mobil melintas di sepanjang Tol MBZ, Bekasi, Jawa Barat, Jumat (24/12/2021). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Pengendara mobil melintas di sepanjang Tol MBZ, Bekasi, Jawa Barat, Jumat (24/12/2021). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pergerakan saham PT Nusantara Infrastructure Tbk (META) 6 Juli kemarin berada di luar kebiasaan. Pergerakan ini pun menarik otoritas Bursa Efek Indonesia (BEI).

Pada tanggal tersebut, harga META lompat 34,51% ke level Rp 152 per saham. Volume transaksinya mencapai 405,92 juta saham dengan frekuensi sebanyak 18.516 kali.

Padahal, sehari sebelumnya, volume transaksi hanya sebanyak 1,42 juta saham. Adapun frekuensi yang terjadi hanya 97 kali.

Lantas, pihak BEI menyurati META. Salah satu isi surat tersebut terkait permintaan konfirmasi apakah manajemen META mengetahui adanya informasi atau fakta material yang menyebabkan pergerakan tersebut.

Dahlia Evawani, Corporate Secretary META dalam surat balasannya menjelaskan, pihaknya mengetahui adanya fakta atau informasi material yang mampu mempengaruhi pergerakan saham. "Namun, belum bisa kami sampaikan kepada publik dikarenakan penyelesaian transaksi untuk informasi material tersebut masih tunduk pada penyelesaian persyaratan pendahuluan," terangnya, Jumat (15/7/2022).

Manajemen belum bisa memberikan informasinya saat ini. Meski demikian, META berjanji bakal segera menyampaikan informasi tersebut setelah tersedianya keseluruhan informasi dan persyaratan sesuai POJK 31/2015.

Asal tahu saja, tidak banyak informasi pasar soal META beberapa waktu belakangan, kecuali soal akuisisi ruas oleh Grup Salim. Akuisisi itu dilakukan setelah PT Jasa Marga Tbk (JSMR) melakukan divestasi atas kepemilikan saham di PT Jasamarga Jalanlayang Cikampek (JJC), anak usaha Jasa Marga yang mengelola Jalan Layang Sheikh Mohamed Bin Zayed (MBZ).

Corporate Communication and Community Development Group Head Jasa Marga Lisye Octaviana mengatakan, divestasi 40% dari total 80% saham Jasa Marga kepada PT Marga Utama Nusantara (MUN) saat ini memasuki tahap penandatanganan Conditional Sale and Purchase Agreement of Shares (CSPA). Penandatanganan itu dilakukan pada Kamis (30/6) lalu.

"Penyelesaian transaksi masih akan bergantung kepada pemenuhan beberapa persyaratan pendahuluan sebagaimana yang diatur dalam CSPA. Kami berharap, seluruh proses transaksi ini dapat terlaksana dengan lancar sesuai target, tentunya dengan selalu menerapkan prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG) pada setiap tahapannya, hingga penandatanganan Sale and Purchase Agreement (SPA) sebagaimana yang direncanakan," kata Lisye dalam keterangan tertulis, Senin (4/7/2022).

PT Marga Utama Nusantara (MUN) merupakan anak usaha META. Mayoritas saham META, sebesar 74,65% dimiliki Metro Pacific Tollways Indonesia (MPTI). Sementara itu MPTI sendiri merupakan perusahaan di bawah Metro Pacific Investment (MPI) dan MPI sendiri merupakan salah satu anak usaha First Pacific yang dimiliki Anthony Salim.


(RCI/dhf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bukan Investor Timur Tengah, Tapi Salim yang Akuisisi MBZ

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular