
Ajaib! Tol 'Atlantis' Jawa Dibangun Pakai Batang-Batang Bambu

Jakarta, CNBC Indonesia - Pembangunan Jalan Tol Semarang - Demak di Provinsi Jawa Tengah terus dikebut penyelesaiannya. Tol ini terkenal dengan fenomena tanah musnah alias fenomena atlantis dan tol tanggul laut raksasa di Indonesia. Bahkan yang menarik, teknologi pembangunan tol ini sebagian memakai bahan batang-batang bambu sebagai alas dasar tanah dari jalur tol.
Kehadiran Tol Semarang - Demak diharapkan dapat semakin melengkapi konektivitas jaringan jalan di wilayah Jawa Tengah bagian utara sekaligus menjadi penghubung kawasan strategis seperti pelabuhan, bandara, kawasan industri, dan kawasan pariwisata religi khususnya di wilayah Demak.
Menteri Basuki berpesan agar pembangunan Tol Semarang - Demak tetap memperhatikan aspek konstruksi, aspek waktu, dan aspek keuangan.
"Ini technical challenge, jadi harus benar-benar diperhatikan," kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam pernyataan dikutip, Selasa (12/7).
Tol Semarang - Demak memiliki panjang 26,95 km yang dibangun dalam 2 seksi melalui skema Kerja Sama Badan Usaha dengan Pemerintah (KPBU), yakni Seksi 1 untuk ruas Semarang/Kaligawe-Sayung sepanjang 10,64 km menjadi porsi pemerintah (APBN) dengan kebutuhan biaya Rp10 triliun.
Sedangkan Seksi 2 untuk ruas Sayung-Demak sepanjang 16,31 km porsi Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) PT. Pembangunan Perumahan Semarang Demak.
Untuk seksi 1 telah dilaksanakan kontrak dengan paket pekerjaan peninggian Jembatan Kaligawe, elevated freeway, dan pile slab untuk 1A; pekerjaan tanggul laut dan jalan utama, On/Off Ramp, Jembatan Kali Babon dan Sayung serta rest area dan Gerbang Tol untuk 1B; pembangunan Kolam Retensi Terboyo (± 189 Ha) dan Sriwulan (± 28 Ha), Rumah Pompa Terboyo dan Sriwulan untuk 1C.
![]() Jalan Tol Semarang - Demak. (Dok Kementerian PUPR) |
Pada seksi 1 tengah dilakukan trial embankment sepanjang 0,4 km dengan progres 7,63 % dan diharapkan selesai pada bulan Januari 2023 hingga 2 lapis timbunan dan dapat dijadikan acuan untuk pekerjaan tanggul laut pada paket kontraktual 1B yang pada bulan Januari 2023 bertepatan mulai pekerjaan timbunan.
Matras dari Bambu
Tol Semarang-Demak terintegrasi tanggul laut dengan struktur timbunan di atas laut diperkuat dengan matras bambu setebal 13 lapis. Selain sistem matras bambu, penguatan kondisi tanah juga dilakukan dengan cara pemasangan material penyalir vertikal pra-fabrikasi atau PVD serta melaksanakan pembebanan menggunakan material pasir laut yang diambil menggunakan alat Trailing Suction Hopping Dredger atau TSHD.
Konstruksi matras untuk mempercepat waktu konsolidasi pada tanah di lokasi konstruksi Jalan Tol Semarang-Demak. Perbaikan kondisi tanah (soil improvement) melalui konstruksi matras bambu dilakukan karena konstruksi tanggul laut yang terintegrasi dengan jalan tol ini akan dibangun di atas tanah dengan klasifikasi very soft soil.
Diharapkan dengan Pembangunan Jalan Tol yang terintegrasi tanggul laut ini permasalahan banjir rob di Semarang Timur khususnya Kaligawe - Sayung yang mengakibatkan kerugian ekonomi cukup signifikan dapat teratasi pada akhir tahun 2023 dengan terbangunnya tanggul hingga 4 lapis timbunan dan beroperasinya Rumah Pompa pada Kolam Retensi Terboyo dan Sriwulan.
![]() Jalan Tol Semarang - Demak. (Dok Kementerian PUPR) |
Selanjutnya untuk Seksi 2 saat ini sudah tahap konstruksi dengan progres mencapai 87,4% dan ditargetkan rampung akhir tahun ini. Pembangunan Seksi 2 dilaksanakan oleh PT PP-PT WIKA Konsorsium Maratama-Studi Teknik (KSO) dan Konsultan Supervisi PT. Virama Karya (Persero) dengan biaya konstruksi sebesar Rp4,7 triliun.
(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Asyik! Sebagian Proyek 'Tol Atlantis' Rampung Akhir 2022