Ekonominya Tumbuh 4,8%, Dolar Singapura Dekat Rp 10.700

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
15 July 2022 12:15
Ilustrasi dolar Singapura (CNBC Indonesa/ Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi dolar Singapura (CNBC Indonesa/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar dolar Singapura masih berfluktuasi melawan rupiah di rentang Rp 10.650 - Rp 10.750/US$ dalam satu bulan terakhir. Kemarin, sempat menyentuh batas atas tersebut sebelum terpangkas pasca rilis data pertumbuhan ekonomi yang lebih rendah dari ekspektasi.

Meski demikian, dolar Singapura masih bergerak di dekat Rp 10.700/SG$. Pada perdagangan Jumat (15/7/2022) pukul 11:16 WIB, dolar Singapura berada di kisaran Rp 10.682/SG$, menguat tipis 0,05% di pasar spot, melansir data Refinitiv.

Data dari Kementerian Industri dan Perdagangan (MTI) kemarin menunjukkan produk domestik bruto (PDB) kuartal II-2022 tumbuh 4,8% year-on-year (yoy), lebih tinggi dari kuartal sebelumnya 4% (yoy). Namun, angka pertumbuhan tersebut lebih rendah dari prediksi Reuters sebesar 5,2% (yoy).

Tingginya inflasi yang membuat Otoritas Moneter Singapura (MAS) mengetatkan kebijakannya sebanyak 3 kali sejak tahun lalu membuat ekspansi dunia usaha menjadi melambat. Hal ini yang membuat PDB di bawah ekspektasi.

Meski demikian, menurut pemerintah Singapura, Negeri Merlion tidak akan mengalami resesi.

"Untuk tahun depan, pertumbuhan ekonomi akan moderat, tetapi pada tahap tersebut tidak akan terjadi resesi atau pun stagflasi," kata Alvin Tan, Menteri Perindustrian dan Perdagangan, sebagaimana dilansir Channel News Asia Senin (4/7/2022).

Sementara itu dari dalam negeri, rupiah mendapat tenaga setelah rilis data neraca perdagangan.

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan neraca perdagangan Indonesia yang kembali surplus pada Juni 2022. Artinya surplus sudah mencapai 26 bulan beruntun.

Nilai ekspor US$ 26,09 miliar, naik 40,68% dibandingkan tahun lalu atau year on year (yoy) dan 21,30% secara month on month (mom).

Sementara impor mencapai US$ 21 miliar. Sehingga surplus kembali terjadi dengan besaran kali ini US$ 5 miliar.

Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia dari 12 lembaga memperkirakan surplus neraca perdagangan pada Juni akan mencapai US$ 3,42 miliar. Surplus tersebut melonjak dibandingkan yang tercatat pada Mei yakni US$ 2,89 miliar.

Surplus bisa membuat transaksi berjalan kembali surplus di kuartal II-2022, yang memberikan sentimen positif ke rupiah.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Singapura Bebas Masker di Luar Ruangan, Dolarnya Menguat Lagi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular