
Emiten Grup Lippo Meroket, Emiten Yenny Wahid Paling Ambles

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menghijau pada perdagangan Kamis (14/7/2022) kemarin, di mana IHSG masih perkasa meski bursa saham Amerika Serikat (AS) kembali rontok.
Indeks bursa saham acuan Tanah Air tersebut ditutup melesat 0,74% ke posisi 6.690,087. Pergerakan IHSG kemarin cenderung lebih baik dari perdagangan sebelumnya.
Pada awal perdagangan sesi I kemarin, IHSG dibuka melemah tipis 0,5% di posisi 6.607,7. Selang beberapa menit setelah pasar dibuka, IHSG berbalik arah ke zona hijau hingga penutupan perdagangan sesi I. Di sesi II kemarin, penguatan IHSG berlanjut dan pada akhirnya berhasil ditutup di zona hijau.
Nilai transaksi indeks kemarin mencapai sekitaran Rp 11 triliun dengan melibatkan 15 miliaran saham yang berpindah tangan sebanyak 912 ribu kali. Sebanyak 209 saham menguat, 295 saham melemah, dan 177 saham stagnan.
Investor asing kembali melakukan aksi jual bersih (net sell) sebesar Rp 485,29 miliar di pasar reguler pada perdagangan kemarin.
Saat IHSG kembali cerah, beberapa saham menjadi top gainers. Berikut sepuluh saham yang menjadi top gainers pada perdagangan Kamis kemarin.
![]() |
Saham emiten jasa, manajemen pengembangan usaha, dan media yakni PT Star Pacific Tbk (LPLI) yang merupakan entitas Grup Lippo, menjadi salah satu saham yang masuk ke jajaran top gainers kemarin, di mana saham LPLI menduduki posisi kedua.
Saham LPLI ditutup melejit 16,15% ke posisi harga Rp 302/saham. Nilai transaksi saham LPLI pada perdagangan Kamis kemarin mencapai Rp 1,39 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 4,6 juta lembar saham. Investor asing melepas saham LPLI sebesar Rp 15,46 juta di pasar reguler.
Star Pacific akan menjual 29.697.500 lembar atau 19,8% porsi saham pada PT Lippo General Insurance Tbk (LPGI) senilai Rp 388,31 miliar kepada Hanwa Grup, yakni Hanwa General Insurance Co.Ltd dan PT Hanwa Life Insurance Indonesia.
Mengutip keterangan resmi dari Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu lalu, bahwa calon pembelinya merupakan perusahaan yang bergerak di bidang asuransi berskala internasional, sehingga kedua grup Hanwa itu ingin mengembangkan LPGI.
"Dengan pertimbangan untuk meraih keuntungan investasi, maka perseroan berencana menjual LPGI yang dana hasil penjualan untuk investasi pada perusahaan dengan potensi pertumbuhan tinggi," tulis manajemen LPLI.
Sebenarnya, harga jual 19,8% LPGI berdasarkan 90 hari bursa Rp 9.981 per saham atau nilai totalnya Rp 296,41 miliar. Tapi dalam perjanjian jual beli bersyarat terdapat klausul tambahan harga jual dari ticker amount senilai Rp 66,283 miliar.
Rencananya, Hanwa General akan membeli 14,9% LPGI senilai Rp 280,12 miliar hingga Rp 292,42 miliar. Adapun Hanwa Life Insurance Indonesia akan membeli 4,9% LPGI dengan nilai tertinggi yakni sebesar Rp 92,088 miliar.
Transaksi kepada pihak bukan afiliasi ini harus mendapat restu pemodal dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Jumat hari ini.
Selain saham LPLI, terdapat pula saham emiten perikanan yakni PT Cilacap Samudera Fishing Industry Tbk (ASHA) yang kembali masuk ke jajaran top gainers kemarin, di mana saham ASHA ditutup melonjak 16,13% ke Rp 288/saham.
Nilai transaksi saham ASHA pada perdagangan kemarin mencapai Rp 177,89 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 644,79 juta lembar saham. Asing juga melepas saham ASHA sebesar Rp 768,15 juta di pasar reguler.
Menurut data perdagangan, sejak perdagangan 1 Juli hingga kemarin, saham ASHA hanya 1 kali mencatatkan koreksi, sedangkan sisanya mencatatkan 6 kali penguatan dan 3 kali stagnan.
Dengan ini, saham ASHA berhasil mencatatkan kenaikan hingga 44% dalam sepekan terakhir dan dalam sebulan terakhir sudah melesat 2,86%.
Kabar terbaru, ASHA berencana membeli 99,97% saham yang telah disetor penuh di PT Jembatan Lintas Global (JLG) senilai Rp 28 miliar.
Rencana transaksi yang akan dilakukan merupakan transaksi dengan pihak terafiliasi ASHA, mengingat Ervin Sutioso dan Andi Soegiarto merupakan pihak terafiliasi perseroan.
Ervin Sutioso merupakan salah satu pemegang saham ASHA dan Andi Soegiarto adalah suami dari Erlin Sutioso yang juga merupakan pemegang saham ASHA.
Maksud dan tujuan serta kegiatan usaha JLG adalah pertanian, kehutanan dan perikanan, industri pengolahan, perdagangan besar dan eceran, serta pengangkutan dan pergudangan.
ASHA merupakan perusahaan perikanan yang terintegrasi dengan beroperasi 40 tahun lebih di industri perikanan. Produk bahan baku perikanan Cilacap Samudera berasal dari hasil tangkapan kapal sendiri dan juga dari supplier atau pihak ketiga.