Kemarin Sukses Nanjak, Sudah Amankah Posisi IHSG?
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami teknikal rebound kemarin (14/7) setelah sebelumnya ambles lebih dari 1%.
IHSG melesat 0,74% ke 6.690 di akhir perdagangan. Meskipun IHSG melesat cukup kencang dan memimpin penguatan di kawasan Asia, asing tercatat net sell lebih dari Rp 400 miliar.
Pelemahan indeks saham Wall Street memang masih membayangi kinerja IHSG hari ini. Wall Street terjungkal karena inflasi di Paman Sam makin mengganas.
Bulan Juni lalu, inflasi di AS naik 9,1% dan menjadi laju kenaikan tertinggi sejak November 1981. Dengan kenaikan inflasi yang tak terbendung tersebut, pelaku pasar memperkirakan Fed akan lebih agresif mengerek suku bunga acuan.
Data FedWatch menunjukkan bahwa pelaku pasar mulai memperkirakan Fed menaikkan Fed Funds Rate sebesar 100 basis poin (bps) dengan probabilitas hampir 50%.
Fed yang makin agresif bisa menjadi batu sandungan bagi rupiah. Namun setidaknya investor bisa berharap dari rilis neraca dagang hari ini.
Konsensus 12 ekonom yang dihimpun CNBC Indonesia memproyeksikan neraca dagang RI bulan lalu surplus US$ 1,45-4,35 miliar seiring dengan dibukanya kembali keran ekspor CPO.
Setelah melesat kemarin dan masih dibayangi oleh sentimen negatif seputar meningkatnya peluang resesi AS, bagaimana arah pergerakan IHSG hari ini?
Analisis Teknikal
Pergerakan IHSG dianalisis berdasarkan periode harian (daily) dan menggunakan indikator Bollinger Band (BB) untuk menentukan area batas atas (resistance) dan batas bawah (support).
Jika melihat level penutupan IHSG dan indikator BB kemarin, indeks bergerak naik dengan batas atas dan bawah BB terdekat di 6.840 dan 6.536.
Pergerakan IHSG juga dilihat dengan indikator teknikal lain yaitu Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum.
Perlu diketahui, RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.
Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.
Posisi RSI IHSG mengalami kenaikan dan berakhir di 39,28 yang mengindikasikan adanya penguatan momentum beli.
Apabila menggunakan indikator teknikal lain yaitu Moving Average Convergence Divergence (MACD), garis EMA 12 masih berada di bawah garis EMA 26 dan bar histogram bergerak di wilayah negatif.
Apabila dilihat sejak awal bulan Juli 2022, IHSG cenderung terkonsolidasi di kisaran 6.600-6.700. Dalam waktu dekat IHSG memang masih berpotensi berada di kisaran tersebut.
Untuk hari ini, IHSG perlu menguji level psikologis dan resisten terdekat di 6.700 terlebih dahulu.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/vap)