
Winter is Coming! Crash Pasar Kripto Lebih Parah dari 2018

3. Daya tarik dari Leverage-nya
Investor kripto membangun leverage dalam jumlah besar berkat munculnya skema pinjaman terpusat dan apa yang disebut keuangan terdesentralisasi (desentralized finance/DeFi), istilah umum untuk produk keuangan yang dikembangkan di blockchain.
Namun, sifat leverage berbeda dalam siklus tahun ini dibandingkan dengan tahun 2017. Pada tahun 2017, leverage sebagian besar diberikan kepada investor ritel melalui derivatif pada pertukaran cryptocurrency.
Ketika pasar crypto menurun di 2018, posisi yang dibuka oleh investor ritel secara otomatis dilikuidasi di bursa karena mereka tidak dapat memenuhi margin call, yang dapat memperburuk penjualan.
Sebaliknya, leverage yang menyebabkan penjualan paksa pada kuartal II-2022 telah diberikan kepada dana kripto dan lembaga pemberi pinjaman oleh deposan ritel kripto yang berinvestasi dengan orientasi imbal hasil.
"Ada banyak pinjaman tanpa jaminan atau undercollateralized karena risiko kredit dan risiko pihak lawan tidak dinilai dengan kewaspadaan. Ketika harga pasar turun di kuartal II tahun ini, perusahaan pemberi pinjaman dan perusahaan kripto lainnya terpaksa melakukan force sell karena banyak yang tidak memenuhi margin call-nya," kata Martin Green, CEO perusahaan perdagangan kuantitatif, Cambrian Asset Management, dilansir dari CNBC International.
Margin call adalah suatu istilah yang terjadi saat broker akan memberitahukan pemegang posisi untuk melakukan penambahan modal atas dasar transaksi margin.
Hal yang mengerikan akan terjadi apabila sang pemegang posisi tidak mampu membayar margin call tersebut. Apabila tidak mampu menyetorkan dana dalam kurun waktu tertentu, sang broker akan melakukan penutupan terhadap seluruh posisi yang dimiliki oleh perseroan baik melakukan penjualan pada posisi long (forced sell) ataupun pembelian pada posisi short.
4. High yield, high risk
Inti dari gejolak baru-baru ini dalam aset kripto adalah banyak perusahaan kripto yang menjanjikan return kepada investornya, termasuk investor ritel, agar mereka dengan mudah masuk dan berinvestasi di perusahaan tersebut.
Seperti contoh Celsius Network, perusahaan lending kripto tersebut menjanjikan imbal hasil lebih dari 18%, jika investor menyimpan kripto mereka di Celsius. Namun pada pertengahan bulan lalu, Celsius mengumumkan untuk menangguhkan layanan penarikan dana oleh nasabah.
Celsius layaknya bank konvensional, di mana mereka beroperasi dengan menghimpun dana dari para investor, kemudian dana dari investor tersebut dapat digunakan untuk memberi pinjaman ke pemain lain, tentunya dengan imbal hasil yang cukup tinggi.
Para pemain lain itu akan menggunakannya untuk trading dan keuntungan Celsius yang dihasilkan dari transaksi tersebut akan digunakan untuk membayar kembali investor yang menyetor kripto.
Tetapi ketika krisis melanda, model bisnis ini diuji. Celsius terus menghadapi masalah likuiditas dan harus menghentikan penarikan dana dengan alasan 'kondisi pasar yang ekstrem'.
"Pemain yang mencari imbal hasil tinggi menukar uang fiat dengan kripto menggunakan platform pinjaman sebagai penjaga, dan kemudian platform tersebut menggunakan dana yang mereka kumpulkan untuk melakukan investasi yang sangat berisiko, hal ini yang menjadi pemicu kejatuhan perusahaan kripto tersebut," kata Alexander dari Universitas Sussex.
5. Krisis Three Arrows Capital (3AC)
Satu masalah yang menjadi jelas akhir-akhir ini adalah seberapa banyak perusahaan kripto mengandalkan pinjaman satu sama lain.
Three Arrows Capital (3AC) merupakan perusahaan hedge fund yang berfokus pada kripto. Perusahaan yang berbasis di Singapura tersebut telah menjadi salah satu korban terbesar dari kejatuhan pasar kripto.
Mirisnya, 3AC dikabarkan memiliki eksposur Terra Luna, sehingga krisis yang di alami oleh 3AC merupakan bentuk kesalahan investasinya di masa lalu.
Pada akhir bulan lalu, 3AC resmi dinyatakan gagal bayar (default) oleh salah satu perusahaan peminjaman kripto yakni Voyager Digital.
Akibatnya, 3AC jatuh ke dalam likuidasi dan mengajukan kebangkrutan berdasarkan 'Chapter 15' dari Kode Kepailitan di AS.
3AC dikenal dengan perusahaan hedge fund yang memasang taruhan sangat tinggi dan penganut bullish. Tetapi sejak kejatuhan kripto, banyak investor menyorotinya karena 3AC dinilai sudah salah mengambil strategi sedari awal.
"Secara keseluruhan, periode Mei-Juni merupakan periode yang buruk bagi pasar kripto. Kami melihat kehancuran beberapa perusahaan terbesar sebagian besar karena manajemen risiko mereka yang sangat buruk," Kata Medalie.
(chd/chd)[Gambas:Video CNBC]
