Analisis Teknikal

Mulai Mantul, IHSG Bisa Lanjut Naik di Sesi 2 Nih..

Putra, CNBC Indonesia
14 July 2022 13:09
Pengunjung melintas di depan layar pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Kamis, 12 Maret 2020. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok 5,01% ke 4.895,75. Perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) dihentikan sementara (trading halt) setelah  Harga tersebut ke 4.895,75 terjadi pada pukul 15.33 WIB.  (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: IHSG Bursa Efek Indonesia. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,43% ke 6.669,79 di sesi I perdagangan Kamis (14/7/2022).

IHSG sempat drop di awal-awal perdagangan dan menyentuh posisi terendah di 6.607,70. Namun setelah itu IHSG rebound dan menyentuh posisi tertinggi intraday di 6.679,4.

Data perdagangan mencatat saat IHSG menguat ada 211 saham yang harganya ditutup naik, 276 saham melemah dan 176 saham stagnan.

Pergerakan IHSG mengekor mayoritas indeks saham acuan bursa regional Asia yang bergerak di zona hijau siang ini. Indeks Nikkei 225 Jepang memimpin dengan penguatan 0,8%.

Semalam Wall Street ditutup terkoreksi. Indeks Dow Jones ambles 0,67% sedangkan S&P 500 dan Nasdaq Composite masing-masing melemah 0,45% dan 0,15%.

Pasar merespons data inflasi AS bulan Juni 2022 yang jauh di atas perkiraan konsensus. Laju inflasi tahunan AS mencapai 9,1% bulan lalu.

Analisis Teknikal

TeknikalFoto: Teknikal
Teknikal

Pergerakan IHSG dianalisis berdasarkan periode waktu jam (hourly) dan menggunakan indikator Bollinger Band (BB) untuk menentukan area batas atas (resistance) dan batas bawah (support). 

Jika melihat level penutupan IHSG dan indikator BB sesi I, indeks naik mendekati batas atas BB terdekat di 6.698.

Pergerakan IHSG juga dilihat dengan indikator teknikal lain yaitu Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum.

Perlu diketahui, RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.

Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.

Indikator RSI mengalami kenaikan dan berada di 43,03. Kenaikan RSI mencerminkan terjadinya penguatan momentum beli.

Dilihat dari indikator lain yaitu Moving Average Convergence Divergence (MACD), garis EMA 12 berimpit dengan garis EMA 26 tetapi bar histogram mulai bergerak di area negatif.

Setelah mengalami penguatan di sesi I, IHSG masih berpotensi menguji level resisten terdekat di 6.698 dan support terdekat di 6.600.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(trp/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular