Tiket ke Singapura Rp 21 Juta, Dolarnya Tembus Rp 10.750

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
Kamis, 14/07/2022 12:10 WIB
Foto: Ilustrasi dolar Singapura (CNBC Indonesa/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Biaya yang dirogoh untuk bisa liburan ke Singapura di bulan ini bisa membengkak. Tidak hanya harga tiket pesawat yang mahal, dari kurs dolar Singapura juga berada di level termahal 2022.

Pada perdagangan Kamis (14/7/2022), dolar Singapura menyentuh Rp 10.753/SG$, melesat 0,82% dibandingkan penutupan perdagangan Rabu kemarin. Posisi tersebut merupakan yang tertinggi sejak Juli tahun lalu.

Sementara itu, harga tiket pesawat baik itu ekonomi maupun kelas bisnis sudah naik ugal-ugalan akibat kenaikan harga avtur.


Melansir platform penjualan tiket, harga tiket kelas bisnis Jakarta-Singapura termurah untuk penerbangan langsung mencapai Rp 8,9 juta jika menggunakan Batik Air pada hari Sabtu, (16/7/2022).

Sementara KLM menjual harga tiketnya Rp 10,2, Garuda Indonesia Rp 10,5-15 juta, dan Singapore Airlines Rp 16,7 juta untuk jadwal yang sama.

Untuk penerbangan transit seperti Philippines Airlines dan Vietnam Airlines menjual harga tiket Rp 16-19 juta. Garuda Indonesia juga menjual harga harga tiket transit Rp 18,7-21,8 juta.

Tingginya harga tiket tersebut tentunya menjadi salah satu pemicu inflasi yang membuat beberapa negara berisiko mengalami resesi.

Inflasi di Singapura juga sudah menanjak.Data yang Biro Statistik Singapura pada bulan lalu menunjukkan inflasi berdasarkan consumer price index (CPI) tumbuh 5,6% year-on-year (yoy), dari bulan sebelumnya 5,4% (yoy). Inflasi tersebut merupakan yang tertinggi dalam lebih dari satu dekade terakhir, tepatnya sejak November 2011.

Inflasi inti juga semakin menanjak menjadi 3,6% (yoy) dibandingkan April 3,3% (yoy).

Dengan tingginya inflasi yang menggerus daya beli masyarakat, pertumbuhan ekonomi di tahun 2022 diperkirakan masih dalam target 3% - 5%, meski akan lebih dekat ke batas bawah.

Meski demikian, menurut pemerintah Singapura, Negeri Merlion tidak akan mengalami resesi.

"Untuk tahun depan, pertumbuhan ekonomi akan moderat, tetapi pada tahap tersebut tidak akan terjadi resesi atau pun stagflasi," kata Alvin Tan, Menteri Perindustrian dan Perdagangan, sebagaimana dilansir Channel News Asia Senin (4/7/2022).

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Pasang Surut IHSG & Rupiah Tutup Semester I-2025