Harga CPO Anjlok Terus, Simak Prediksi Para Analis!

Annisa Aflaha, CNBC Indonesia
13 July 2022 18:30
Ilustrasi Kelapa Sawit cpo palm oil
Foto: Ilustrasi Kelapa Sawit (REUTERS/Luis Echeverria)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) anjlok lebih dari 6% di perdagangan pada Rabu (13/7/2022). Lalu, bagaimana prediksi analis mengenai harga CPO ke depan?

Mengacu pada data Refinitiv, pada pertengahan hari, harga CPO diperdagangkan di posisi MYR 3.840/ton (US$ 866,62/ton) atau jatuh tajam 6,71%.

Penurunan tajam tersebut dipicu oleh persediaan CPO Malaysia di Juli yang meningkat dan kekhawatiran penguncian (lockdown) Covid di China memicu aksi jual minyak saingannya yakni minyak kedelai di Dalian.

Menurut data dari Diler Kargo Intertek Testing Services bahwa ekspor CPO Malaysia selama periode 1-10 Juli anjlok 20,5% menjadi 330.310 ton dari 415.348 ton.

Padahal, beberapa waktu yang lalu Dewan Minyak Sawit Malaysia (MPOB) juga telah melaporkan persediaan minyak sawit Malaysia akhir Juni melesat 8,8% dari bulan sebelumnya menjadi 1,66 juta ton karena produksi minyak sawit mentah naik 5,8% menjadi 1,55 juta ton di Juni. Persediaan CPO tersebut menjadi yang tertinggi dalam tujuh bulan.

Adanya ekspor CPO yang lamban tentunya akan menambah persediaan CPO Malaysia yang pada bulan sebelumnya telah membengkak.

Direktur Pelindung Bestari yang berbasis di Selangor Paramalingam Supramaniam juga mengatakan pada Reuters bahwa peningkatan persediaan CPO dari Indonesia dan Malaysia diiringi dengan penurunan permintaan akan menjadi hambatan bagi pergerakan harga CPO.

Selain itu, penguncian Covid di China telah menekan harga minyak nabati di Dalian. Harga minyak kedelai di Dalian anjlok 6,2%, sedangkan harga minyak kedelai di Chicago Board of Trade turun 1,3%.

Minyak sawit dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak terkait karena mereka bersaing untuk mendapatkan bagian di pasar minyak nabati global. Maka dari itu, ketika harga minyak kedelai anjlok, biasanya juga akan mengerek harga CPO turun.

Lalu, bagaimana prediksi analis mengenai harga CPO selanjutnya? Simak di halaman berikutnya

Harga CPO telah membalikkan keuntungan yang didapatnya di sepanjang tahun ini. Kini, harga CPO drop 2,69% secara year-on-year (yoy). Bahkan, secara bulanan harga CPO anjlok 32,59% dan ambles 2,79% di sepanjang pekan ini.

Pada April, harga CPO masih di perdagangkan di level MYR 6.000/ton. Dalam rentang waktu kurang lebih dua bulan, kini harga CPO diperdagangkan di level MYR 3.800/ton.

Hal tersebut menimbulkan pertanyaan, apakah reli harga minyak sawit telah berakhir?

Menurut Analis Perkebunan CGS-CIMB Research Ivy Ng bahwa tren penurunan harga CPO disebabkan oleh pertumbuhan ekonomi global yang lamban dan ekspektasi pasokan minyak sawit yang lebih tinggi di semester II tahun ini.

Ivy Ng menilai kelebihan pasokan CPO Indonesia dapat memakan waktu selama satu atau dua bulan kedepan untuk mereda, tergantung kebijakan pemerintah sebelum situasi di pasar nabati menjadi normal.

Senada, Maybank Investment Bank Research dalam laporannya pada 28 Juni lalu juga mengatakan bahwa terkoreksinya harga CPO mungkin terjadi karena pembeli mengambil sikap "wait and see" dan berharap untuk mendapatkan harga yang lebih rendah lagi mengingat pasokan CPO yang berlebih dari produsen utama CPO dunia yakni Indonesia.

Meski begitu, menurutnya harga CPO masih tetap menarik jika dibandingkan dengan minyak nabati saingannya karena kesenjangan harga CPO dan harga minyak nabati lainnya tetap lebar.

Fitch Ratings memprediksikan bahwa harga CPO selama di semester II tahun ini akan berada di bawah level US$1.000 per ton atau setara dengan MYR 4.399/ton karena persediaan CPO dari Indonesia masih membanjiri pasar minyak nabati dunia.

Namun, analis UOB Kay Hian mengatakan hal sebaliknya bahwa dia memperkirakan harga CPO akan tetap tinggi di tahun ini dan memprediksikan harga CPO akan berada di MYR 5.200/ton. Di 2023, dia memprediksikan bahwa harga CPO akan berada di level MYR 4.000/ton.

Maybank Investment Bank juga memproyeksikan harga CPO rata-rata akan tetap berada di level MYR 5.000/ton tahun ini dan MYR 3.400/ton di tahun depan.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aaf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Terimakasih RI! Harga CPO Dunia Jadi Lebih Murah

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular