Analisis Teknikal Sesi II

Deg-degan Tunggu Inflasi AS, IHSG Berisiko Merosot Lagi

Tri Putra, CNBC Indonesia
13 July 2022 13:04
Layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (9/5/2022). (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)
Foto: Layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (9/5/2022). (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah dan terlempar dari level psikologis 6.700 di sesi I perdagangan Rabu (13/7/2022).
IHSG drop 0,54% ke 6.681,99 hingga istirahat siang. Sebanyak 200 saham menguat, 294 saham melemah dan 175 saham stagnan.

Indeks saham Asia bergerak mixed siang ini. Indeks Nikkei, Shanghai Composite dan Hang Seng mengalami penguatan sedangkan Straits Times dan IHSG melemah.

Semalam tiga indeks saham Bursa New York mengalami pelemahan. Indeks Dow Jones melemah 0,62% sedangkan S&P 500 dan Nasdaq Composite ambles lebih dari 0,9%.
Selain musim rilis laporan keuangan, pelaku pasar juga menanti rilis data inflasi AS bulan Juni 2022 yang akan dipublikasikan malam ini.

Konsensus yang dihimpun oleh Trading Economics memperkirakan bahwa inflasi di AS bulan Juni naik 8,8% secara tahunan dan lebih tinggi dari bulan sebelumnya.

Setelah mengalami koreksi setengah persen di sesi I, bagaimana arah pergerakan IHSG di sesi II? Simak ulasan teknikal berikut ini.


Analisis Teknikal

Pergerakan IHSG dianalisis berdasarkan periode waktu jam (hourly) dan menggunakan indikator Bollinger Band (BB) untuk menentukan area batas atas (resistance) dan batas bawah (support).

Jika melihat level penutupan IHSG dan indikator BB sesi I, indeks turun dan bergerak menuju batas bawah BB terdekat di 6.682.

Pergerakan IHSG juga dilihat dengan indikator teknikal lain yaitu Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum.

jkseGrafik: IHSG 1 Jam
Foto: Refinitiv

Perlu diketahui, RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.
Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.

Indikator RSI mengalami penurunan dan berada di di 41,99. Penurunan RSI mencerminkan terjadinya penguatan momentum jual.

Dilihat dari indikator lain yaitu Moving Average Convergence Divergence (MACD), garis EMA 12 memotong garis EMA 26 dari atas tetapi bar histogram mulai bergerak di area negatif.

Setelah mengalami pelemahan dan IHSG berada di level support terdekat, indeks masih berpotensi melemah dan menguji 6.630 terlebih dahulu.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular