Top Gainers-Losers

AGRO-BRIS Paling Cerah, SWID-HOPE Paling Merana

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
13 July 2022 07:10
Layar digital pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
Foto: Layar digital pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup terkoreksi tipis pada perdagangan Selasa (12/7/2022) kemarin, setelah mengalami perdagangan yang cukup volatil berayun dari zona hijau ke merah dan kembali ke hijau sepanjang perdagangan kemarin.

Indeks bursa saham acuan Tanah Air tersebut ditutup turun tipis 0,06% ke posisi 6.718,294. Pergerakan IHSG cukup volatil kemarin, di mana sepanjang perdagangan sesi I IHSG bergerak naik turun cukup cepat.

Pada perdagangan sesi II kemarin, volatilitas IHSG masih terjadi. Tetapi IHSG tetap bergerak di zona hijau. Barulah pada detik-detik terakhir perdagangan sesi II, IHSG kembali 'dibanting' ke zona merah.

Nilai transaksi indeks pada kemarin hanya mencapai sekitaran Rp 9 triliun dengan melibatkan 21 miliaran saham yang berpindah tangan sebanyak 1 juta kali. Sebanyak 273 saham menguat, 220 saham melemah, dan 198 saham stagnan.

Investor asing kembali melakukan aksi jual bersih (net sell) sebesar Rp 200,83 miliar di pasar reguler pada perdagangan kemarin.

Di tengah volatilnya IHSG dan akhirnya ditutup turun tipis pada perdagangan kemarin, beberapa saham menjadi top gainers.

Berikut sepuluh saham yang menjadi top gainers pada perdagangan Selasa kemarin.

Saham Top Gainers

Beberapa saham perbankan masuk ke jajaran top gainers kemarin. Adapun saham perbankan tersebut yakni saham PT Bank Raya Indonesia Tbk (AGRO) dan PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS). Bahkan keduanya menyentuh batas auto rejection atas (ARA) kemarin.

Saham AGRO ditutup meroket 24,6% ke posisi harga Rp 785/saham. Saham AGRO juga menyentuh batas ARA-nya kemarin.

Nilai transaksi saham AGRO pada perdagangan Selasa kemarin mencapai Rp 84,75 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 112,47 juta lembar saham. Tetapi, investor asing melepas saham AGRO sebesar Rp 19,3 miliar di pasar reguler.

Sementara itu, saham BRIS berakhir melejit 21,12% ke posisi Rp 1.520/saham. Saham BRIS juga menyentuh batas ARA-nya pada perdagangan kemarin.

Nilai transaksi saham BRIS pada perdagangan kemarin mencapai Rp 213,27 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 144,55 juta lembar saham. Seperti di saham AGRO, asing juga melego saham BRIS sebesar Rp 4,21 miliar di pasar reguler.

Untuk saham AGRO, perseroan tak hanya menjadi bank digital, induk dari AGRO yakni PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) berharap Bank Raya dapat mengintegrasikan proses bisnis, model bisnis, dan mendorong masyarakat adopsi layanan bank secara digital.

"Bank Raya akan diapakan? Bank Raya akan kita integrasikan menjadi bagian mengintegrasikan proses bisnis, model bisnis, dan mendigitalkan masyarakat," jelas Direktur Utama BBRI Sunarso.

Sementara untuk saham BRIS, kenaikan harga sahamnya didorong oleh permintaan pemerintah yang tengah mendorong BRIS mengakuisisi unit usaha syariah (UUS) PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN), di mana hal ini merupakan langkah tepat untuk memperkuat industri keuangan syariah.

Akuisisi ini bagian dari konsolidasi seluruh bank syariah pelat merah dalam satu atap yang akan mendukung pengembangan industri syariah di Indonesia.

Selain saham AGRO dan BRIS yang masuk ke jajaran top gainers kemarin, saham yang baru saja melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat pekan lalu yakni saham PT Cerestar Indonesia Tbk (TRGU) kembali masuk ke jajaran top gainers kemarin.

Saham TRGU menduduki posisi kedua setelah saham AGRO atau sebelum saham BRIS. Saham TRGU ditutup terbang 24,54% ke posisi harga Rp 406/saham.

Nilai transaksi saham TRGU pada perdagangan kemarin mencapai Rp 19,9 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 49,02 juta lembar saham.

Berdasarkan data perdagangan, sejak debut perdananya di bursa pada Jumat pekan lalu hingga kemarin, saham TRGU sudah meroket nyaris 100%, atau lebih tepatnya hingga 93,33%.

Cerestar Indonesia telah menetapkan harga penawaran umum perdana saham (Initial Public Offering/IPO) sebesar Rp 210 per saham. Cerestar melepas 1,5 miliar saham baru atau sebanyak 18,87% dari jumlah seluruh modal disetor Perseroan setelah IPO.

"Jumlah seluruh Penawaran Umum Perdana Saham ini sebesar Rp 315 miliar," tulis prospektus, Senin (4/7/2022) lalu. 

Saat IHSG turun tipis, beberapa saham juga masuk ke jajaran top losers. Berikut 10 saham top losers pada perdagangan Selasa kemarin.

Saham Top Losers

Saham emiten properti yang merupakan anak perusahaan dari Kelompok Usaha Saraswanti yakni PT Saraswanti Indoland Development Tbk (SWID) kembali masuk masuk ke jajaran top losers kemarin. Saham SWID pun menduduki posisi kedua dalam jajaran top losers kemarin.

Padahal, saham SWID terbilang saham yang tergolong baru di BEI, di mana saham SWID resmi melantai dan debut perdananya di BEI pada Kamis pekan lalu.

Saham SWID ditutup ambruk 6,91% ke posisi Rp 175/saham. Dengan ini, maka saham SWID terkena batas auto rejection bawah (ARB) pada perdagangan kemarin.

Nilai transaksi saham SWID pada perdagangan kemarin mencapai Rp 155,03 juta dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 885.900 lembar saham. Investor asing mengoleksi saham SWID sebesar Rp 17,5 juta di pasar reguler.

Sebelumnya pada perdagangan perdananya pada Kamis lalu, saham SWID sempat melesat hingga 8% ke posisi harga Rp 216/saham, dari harga penawaran perdananya di Rp 200/saham. Saham SWID pun sempat menyentuh batas auto rejection atas (ARA) pada saat itu.

Namun pada perdagangan hari keduanya, saham SWID justru ambruk 6,48% ke Rp 202/saham. Kemudian pada perdagangan hari ketiga atau Senin kemarin, saham SWID kembali ambruk 6,93% ke Rp 188/saham. Pada perdagangan kemarin menjadi yang ketiga kalinya saham SWID ambruk.

Saham SWID pun kini makin menjauhi dan di bawah harga penawaran perdananya di Rp 200/saham.

Sebagai informasi, Saraswanti Indoland Development didirikan pada tahun 2010 dan bergerak dalam bidang properti dan real estate. Perusahaan merupakan pemilik hotel The Alana Yogyakarta, Innside by Melia Yogyakarta dan Apartemen Mataram City.

SWID melakukan penawaran perdana (IPO) pada Kamis, 7 Juli lalu dan berhasil menggalang dana Rp 68 miliar setelah melepas 6,31% saham baru kepada investor publik.

Selain saham SWID, terdapat pula saham emiten karoseri truk yakni PT Harapan Duta Pertiwi Tbk (HOPE), yang harga sahamnya ambrol 6,85% ke posisi Rp 136/saham.

Nilai transaksi saham HOPE pada perdagangan kemarin mencapai Rp 5,6 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 40,81 juta lembar saham. Asing juga memburu saham HOPE sebesar Rp 55,21 juta di pasar reguler.

Belum ada informasi signifikan mengenai penurunan saham HOPE. Tetapi jika melihat laporan kinerja keuangan, HOPE mengaku situasi terburuk sudah berhasil dilewati yakni pelemahan ekonomi akibat pandemi Covid-19 saat itu HOPE ikut terpukul dan penjualan menurun.

Perseroan membidik penjualan Rp 100 miliar sepanjang 2022. Emiten berkode saham HOPE ini menilai sejumlah faktor menopang optimisme tersebut, salah satunya pertumbuhan ekonomi nasional yang membaik.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular