
AGRO-BRIS Paling Cerah, SWID-HOPE Paling Merana

Saat IHSG turun tipis, beberapa saham juga masuk ke jajaran top losers. Berikut 10 saham top losers pada perdagangan Selasa kemarin.
![]() |
Saham emiten properti yang merupakan anak perusahaan dari Kelompok Usaha Saraswanti yakni PT Saraswanti Indoland Development Tbk (SWID) kembali masuk masuk ke jajaran top losers kemarin. Saham SWID pun menduduki posisi kedua dalam jajaran top losers kemarin.
Padahal, saham SWID terbilang saham yang tergolong baru di BEI, di mana saham SWID resmi melantai dan debut perdananya di BEI pada Kamis pekan lalu.
Saham SWID ditutup ambruk 6,91% ke posisi Rp 175/saham. Dengan ini, maka saham SWID terkena batas auto rejection bawah (ARB) pada perdagangan kemarin.
Nilai transaksi saham SWID pada perdagangan kemarin mencapai Rp 155,03 juta dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 885.900 lembar saham. Investor asing mengoleksi saham SWID sebesar Rp 17,5 juta di pasar reguler.
Sebelumnya pada perdagangan perdananya pada Kamis lalu, saham SWID sempat melesat hingga 8% ke posisi harga Rp 216/saham, dari harga penawaran perdananya di Rp 200/saham. Saham SWID pun sempat menyentuh batas auto rejection atas (ARA) pada saat itu.
Namun pada perdagangan hari keduanya, saham SWID justru ambruk 6,48% ke Rp 202/saham. Kemudian pada perdagangan hari ketiga atau Senin kemarin, saham SWID kembali ambruk 6,93% ke Rp 188/saham. Pada perdagangan kemarin menjadi yang ketiga kalinya saham SWID ambruk.
Saham SWID pun kini makin menjauhi dan di bawah harga penawaran perdananya di Rp 200/saham.
Sebagai informasi, Saraswanti Indoland Development didirikan pada tahun 2010 dan bergerak dalam bidang properti dan real estate. Perusahaan merupakan pemilik hotel The Alana Yogyakarta, Innside by Melia Yogyakarta dan Apartemen Mataram City.
SWID melakukan penawaran perdana (IPO) pada Kamis, 7 Juli lalu dan berhasil menggalang dana Rp 68 miliar setelah melepas 6,31% saham baru kepada investor publik.
Selain saham SWID, terdapat pula saham emiten karoseri truk yakni PT Harapan Duta Pertiwi Tbk (HOPE), yang harga sahamnya ambrol 6,85% ke posisi Rp 136/saham.
Nilai transaksi saham HOPE pada perdagangan kemarin mencapai Rp 5,6 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 40,81 juta lembar saham. Asing juga memburu saham HOPE sebesar Rp 55,21 juta di pasar reguler.
Belum ada informasi signifikan mengenai penurunan saham HOPE. Tetapi jika melihat laporan kinerja keuangan, HOPE mengaku situasi terburuk sudah berhasil dilewati yakni pelemahan ekonomi akibat pandemi Covid-19 saat itu HOPE ikut terpukul dan penjualan menurun.
Perseroan membidik penjualan Rp 100 miliar sepanjang 2022. Emiten berkode saham HOPE ini menilai sejumlah faktor menopang optimisme tersebut, salah satunya pertumbuhan ekonomi nasional yang membaik.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd/vap)[Gambas:Video CNBC]