Lahan Bekas Tambang Timah Bisa Jadi Apa?

Eqqi Syahputra, CNBC Indonesia
12 July 2022 11:30
PT Timah memusatkan produksi sumber daya timahnya di pulau Bangka, yang terdiri dari penambangan, pengolahan, pemurnian, peleburan, hingga penjualan.
Foto: PT Timah

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Timah Tbk (TINS) menjadi salah satu produsen terbesar timah di Indonesia dan menjadi bagian dari MIND ID. Perusahaan mencatatkan lonjakan laba Rp 1,3 triliun pda 2021, melonjak 483% dibandingkan pada 2030 senilai Rp 341 miliar. Pada kuartal I-2022 pun perusahaan mencatat laba Rp 601 miliar.

Catatan keuntungan ini tak membuat TINS hanya mendulang keuntungan tanpa memperhatikan kerusakan lingkungan. Perusahaan melakukan pengembalian fungsi lahan bekas tambang melalui reklamasi. Salah satunya lewat pembangunan Kampung Reklamasi Air Jangkang di Pulau Bangka.

Kampung Reklamasi Air Jangkang menjadi area wisata yang dimanfaatkan PT Timah, dan dibangun kembali di atas tanah lubang bekas pengerukan tambang timah. Kerusakan lingkungan karena penambangan timah juga disebabkan oleh banyaknya aktivitas penambang ilegal, yang seringkali mengganggu habitat asli.

Sejak didirikan pada Oktober 2018, area seluas 36,6 hektar tersebut dimanfaatkan sebagai area konservasi yang memiliki lebih dari 660 satwa. Bahkan, sebagian satwa tersebut dilindungi di area ini dan nantinya akan dilepasliarkan.

Adapun salah satu satwa yang dilindungi di Kampung itu adalah buaya. PT Timah mencatat penambangan ilegal mengganggu habitat buaya sehingga kerap muncul ke pemukiman masyarakat.

Untuk itu, PT Timah lewat PT TAM mengamankan buaya-buaya yang tertangkap oleh manusia, dan diamankan ke satu area konservasi, salah satunya di kampung Reklamasi Air Jangkang. Setidaknya ada 30 ekor buaya yang kini dirawat di area itu, salah satunya buaya jenis Muara yang kerap ditemukan dekat rawa.

Untuk fasilitas pengelolaannya sendiri, area tersebut kini memiliki beberapa rumah panggung, hidroponik tanaman sayuran dan buah-buahan, perikanan, bioflok dan juga pusat penyelamatan satwa.

"Sebelumnya mungkin banyak galian tanah. Jadi tanah yang bekas galian itu hampir dikatakan parah, hampir tidak ada humus karena sudah digali, bentuknya sudah tidak teratur lagi banyak gundukan banyak lubang dan tidak aman tuh untuk manusia ya," terang Kepala Divisi Reklamasi PT TAM Yose Rizal Adha kepada CNBC Indonesia beberapa waktu lalu.

Kampung Reklamasi Air Jangkung juga memanfaatkan areanya di sektor peternakan, seperti mengembangbiakan sapi, kuda, kambing, bebek, hingga peternakan ikan.

Sejumlah lubang bekas pengerukan tambang tersebut juga berubah wujud menjadi perkebunan berbagai jenis tanaman. Pengembalian fungsi lahan pasca tambang penting dilakukan untuk mencegah kerusakan lingkungan, apalagi Indonesia memiliki kekayaan barang tambang sehingga aktivitas ini tidak terelakan.

Indonesia juga berperan penting dalam penyediaan bahan baku timah global lantaran memiliki cadangan timah terbesar kedua di dunia. Adapun dari total cadangan timah dunia sebesar 4.741.000 ton logam, cadangan RI mencapai 800 ribu ton logam atau 17%.


(rah/rah)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Reklamasi Air Jangkang Jadi Pilot Project TINS

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular