Sstt...Ada Farida Bau Pemilik Moratelindo, Siapa Dia?
Jakarta, CNBC Indonesia - Sektor telekomunikasi memang merupakan salah satu segmen yang paling menjanjikan dengan catatan kinerja keuangan baik. Pemicu salah satunya adalah permintaan tinggi infrastruktur akibat bertambahnya masyarakat Indonesia yang terkoneksi secara daring dan meluasnya penetrasi digital di RI.
Terbaru, pasar modal dalam negeri akan kedatangan calon emiten baru di sektor tersebut dengan PT Mora Telematika Indonesia alias Moratelindo, berencana menggelar penawaran umum perdana saham (Initial Public Offering/IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI) akhir bulan ini.
Emiten yang terkenal dalam infrastruktur serat optik untuk jaringan telekomunikasi ini akan menawarkan sebanyak-banyaknya 2,61 miliar (11%) saham baru di rentang harga Rp 368 hingga Rp 396 per saham. Artinya jika laku di harga tertinggi Martelindo berpotensi memperoleh dana segar dari investor publik sebesar Rp 1,03 triliun dengan valuasi pasca IPO mencapai Rp 9,40 triliun.
Siapa pemilik Moratelindo?
Moratelindo yang merupakan salah satu penyedia akses jaringan utama di Indonesia didirikan tahun 2000 dan berkantor pusat di Jakarta. Situs web perusahaan mencatat bahwa saat ini Moratelindo telah menggelar jaringan kabel serat optik (fiber optic) sepanjang 36.951 km yang terdiri dari jaringan fiber optic darat dan laut dan ikut menjadi salah satu penyedia jasa internet rumahan dengan merek dagang Oxygen.
Ruang lingkup utama bisnis perusahaan termasuk konektivitas, jasa internet, jasa pusat data dengan kepemilikan 6 data center, solusi nilai tambah hingga infrastruktur.
Ada PT Candrakarya Multikreasi tercatat menjadi pemegang saham terbesar perusahaan dengan kepemilikan 9,65 miliar saham atau setara dengan 45,71% sebelum IPO dan akan berkurang menjadi 40,68% apabila penawaran umum berjalan sesuai rencana.
Selanjutnya PT Gema Lintas Benua yang menguasai 7,14 miliar saham atau setara dengan 33,78% sebelum IPO dan akan berkurang menjadi 30,07%. Terakhir ada anak usaha dari emiten telekomunikasi Grup Sinarmas yang belum lama ini mengakuisisi sejumlah saham perusahaan.
Moratelindo semula bahkan sempat diisukan akan merger dengan Smartfren Telecom (FREN) pasca akuisisi 20,5% saham perusahaan lewat anak usaha FREN PT Smart Telecom (Smartel) akhir tahun lalu.
Farida Bau yang menggenggam saham perusahaan secara tidak langsung lewat Candrakarya tercatat sebagai ultimate beneficial owner Moratelindo.
Farida, wanita berusia 62 tahun ini, juga menyebut bahwa tidak akan mengalihkan pengendaliannya dalam jangka waktu 12 bulan setelah pernyataan pendaftaran penawaran umum perdana saham perseroan menjadi efektif, mengutip prospektus IPO perusahaan.
Meski merupakan ultimate beneficial owner, nama Farida tidak terdaftar sebagai jajaran direksi atau komisaris di Martelindo. Bahkan namanya juga tidak tercatat sebagai komisaris atau direktur di Candrakarya.
Kendati demikian, nama Farida Bau tercatat di perusahaan publik lain dan merupakan komisaris utama di Inti Bangun Sejahtera (IBST) yang bergerak dalam bidang penyewaan dan pemeliharaan menara telekomunikasi.
Farida berlatar belakang pendidikan Magister Manajemen Pemasaran dari STIE IBEK (2003) Master's Degree in Marketing Management from STIE IBEK, Sarjana Ekonomi dari kampus yang sama pada 1996, pernah menempuh pendidikan di Indonesia Banker Institute pada 1995.
Pengalaman kerja Farida antara lain, Direktur Utama PT Inti Bangun Sejahtera (2006 - 2011), Direktur Utama PT Bakti Taruna Sejati (2006-2010), Wakil Direktur Utama PT Steady Safe Tbk (2002 - 2005), Vice President PT Bank Internasional Indonesia Tbk (1984 - 2000).
Selain itu, Grup Sinarmas juga memiliki sebagian kepemilikan saham di emiten ini lewat Dian Swastatika Sentosa (DSSA) yang menggenggam 8,50% saham perusahaan.
Selain Farida Bau, ada juga nama Galumbang Menak yang menurut prospektus perusahaan merupakan salah satu pemegang saham akhir perusahaan bersama Farida. Galumbang menguasai saham Mararelindo secara tidak langsung melalui Gema Lintas Benua.
Galumbang Menak yang memulai kariernya di emiten telekomunikasi pelat merah Telkom Indonesia (TLKM) 30 tahun lalu, saat ini ikut diketahui menjabat sebagai Direktur Utama Maratelindo.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(fsd)