Rupiah Tertekan Hingga Tengah Hari, Mendekati Level Rp 15.000

Jakarta, CNBC Indonesia - Kurs rupiah kembali terkoreksi di hadapan dolar Amerika Serikat (AS) hingga di pertengahan perdagangan Selasa (12/7/2022). Dolar AS memang sedang perkasa di pasar spot, ditopang oleh kekhawatiran akan resesi global.
Melansir Refinitiv, begitu perdagangan dibuka rupiah terkoreksi tipis 0,07% ke Rp 14.980/US$. Sayangnya, rupiah melanjutkan koreksinya lebih dalam 0,15% ke Rp 14.992/US$ pada pukul 11:00 WIB.
Indeks dolar AS yang mengukur kinerja si greenback terhadap 6 mata uang dunia lainnya kembali menyentuh rekor terbarunya. Pukul 11:00 WIB, indeks dolar bergerak menguat 0,27% ke 108,315 menjadi posisi tertingginya sejak Oktober 2002.
"Dolar benar-benar menguat secara keseluruhan, mencerminkan kelanjutan dari tren yang telah kita lihat baru-baru ini, yaitu ketakutan resesi global," kata Carol Kong, ahli strategi mata uang di Commonwealth Bank of Australia dikutip dari Reuters.
Dia juga menambahkan bahwa bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) hanya akan fokus untuk meredam inflasi, meskipun kekhawatiran resesi meningkat.
Semua perhatian akan berfokus pada rilis data inflasi per Juni di AS berdasarkan Indeks Harga Konsumen (IHK) yang akan menjadi tolak ukur The Fed untuk menaikkan suku bunga acuannya antara 50 hingga 75 basis poin (bps) pada pertemuan selanjutnya di 26-27 Juli.
Namun, jajak pendapat analis Reuters memperkirakan angka inflasi AS per Juni secara tahunan akan berada di 8,8%, naik dari bulan sebelumnya di 8,6% karena melonjaknya biaya energi, makanan, tempat tinggal, dan tarif penerbangan.
Inflasi inti yang tidak termasuk barang seperti makanan dan energi, diperkirakan akan meningkat 0,5% atau turun dari bulan sebelumnya di 0,6%.
Menurut Ketua Analis ING Financial Markets James Knightely bahwa perlambatan tersebut diperkirakan oleh pengurangan permintaan dari mobil bekas dan pakaian jadi.
Tanda-tanda terkoreksinya Mata Uang Garuda sudah terlihat pada pasar Non-Deliverable forward (NDF). Rupiah bergerak menguat jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan pada Senin (11/7).
Periode | Kurs Senin (11/7) pukul 15:17 WIB | Kurs Selasa (12/7) pukul 11:05 WIB |
1 Pekan | Rp14.958,3 | Rp14.989,6 |
1 Bulan | Rp14.985,3 | Rp15.018,8 |
2 Bulan | Rp14.994,1 | Rp15.037,9 |
3 Bulan | Rp15.016,1 | Rp15.059,7 |
6 Bulan | Rp15.074,0 | Rp15.119,4 |
9 Bulan | Rp15.140,5 | Rp15.178,4 |
1 Tahun | Rp15.197,0 | Rp15.258,0 |
2 Tahun | Rp15.595,8 | Rp15.630,4 |
NDF adalah instrumen yang memperdagangkan mata uang dalam jangka waktu tertentu dengan patokan kurs tertentu pula. Sebelumnya pasar NDF belum ada di Indonesia, hanya tersedia di pusat-pusat keuangan internasional seperti Singapura, Hong Kong, New York, atau London.
Pasar NDF seringkali mempengaruhi psikologis pembentukan harga di pasar spot. Oleh karena itu, kurs di NDF tidak jarang diikuti oleh pasar spot.
Lantas, bagaimana prediksi rupiah ke depan? Simak di halaman berikutnya