
Aroma Galau di Bursa RI, IHSG Ragu ke Zona Hijau atau Merah

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat 0,16% ke 6.732,85 pada perdagangan Selasa (12/7/2022).
Namun gerak IHSG cukup volatil. Pada 09.02 WIB IHSG terpelanting ke zona koreksi dengan pelemahan 0,03% dan pada pukul 9:05 kembali ke zona hijau dengan apresiasi tipis 0,02%. Indeks bergerak galau di awal perdagangan.
Semalam indeks saham acuan Wall Street kompak melemah. Indeks Dow Jones melemah 0,52% sedangkan indeks S&P 500 dan Nasdaq Composite masing-masing mengalami koreksi sebesar 1,15%% dan 2,26%.
Fokus utama investor saat ini adalah rilis laporan keuangan emiten-emiten besar di akhir minggu ini. Para pemodal akan menyaksikan bagaimana kenaikan inflasi yang tinggi di AS berdampak pada kinerja keuangan emiten.
"Dengan ketakutan resesi yang membebani pasar, investor sangat fokus pada kinerja keuangan perusahaan untuk petunjuk yang lebih besar tentang kesehatan perusahaan dan ekonomi AS yang lebih luas," kata Greg Bassuk, chief executive officer di AXS Investments sebagaimana diwartakan CNBC International.
Kinerja saham-saham Wall Street yang melemah dapat menjadi sentimen negatif untuk bursa Asia. Namun di sisi lain kabar dari China dan Hong Kong juga turut menurunkan risk appetite investor.
Pelemahan indeks saham Asia di awal pekan juga dipicu oleh tren Covid-19 yang memburuk. Subvarian baru Covid-19 BA.5 dilaporkan sudah ditemukan di Shang Hai.
Selain Shang Hai, Macau sebagai pusat perjudian di kawasan Asia juga memilih untuk tutup seiring dengan peningkatan kasus Covid-19.
Pandemi Covid-19 memang berasal dari China dan kini kembali merebak di China. Terkait Covid-19, pemerintah China punya langkah tegas dalam menangani wabah lewat kebijakan Zero Covid Cases.
Kebijakan tersebut biasanya dibarengi dengan karantina wilayah. Selama lebih dari 2 tahun pandemi berlangsung, adanya lockdown telah memberikan pukulan ganda bagi perekonomian baik dari sisi supply dan demand.
Namun sebenarnya selain di China, kasus Covid-19 juga mengalami kenaikan secara global seiring dengan munculnya berbagai varian baru yang dinilai lebih menular.
"Badai Covid-19 bukan hanya fenomena China - kasus meningkat secara global, meskipun risiko penguncian di AS dan UE tetap sangat rendah," tulis Adam Crisafulli dari Vital Knowledge kepada CNBC International.
Di dalam negeri kasus Covid-19 juga mengalami peningkatan terutama sejak bulan lalu. Akhir Mei, kasus infeksi harian di Indonesia masih di bawah angka 500, kini sudah mencapai lebih dari 2.000.
(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000