
Turun Tajam, Kurs Dolar Singapura Dekati Rp 10.650

Jakarta, CNBC Indonesia - Dolar Singapura bergerak sideways melawan rupiah dalam tiga pekan terakhir melawan rupiah, dalam rentang Rp 10.650 - Rp 10.750/US$. Pada perdagangan Senin (11/7/2022) dolar Singapura kembali mendekati batas bawah rentang tersebut, artinya mengalami penurunan tajam.
Melansir data Refinitiv, dolar Singapura pagi ini turun 0,43% ke Rp 10.661/SG$. Meski demikian, mata uang Negeri Merlion ini masih berada di dekat rekor termahal tahun ini di kisaran Rp 10.750/SG$ yang dicapai 1 Juli lalu.
Kabar baik datang dari dalam negeri yang membuat rupiah kuat.
Seperti diketahui Badan Pusat Statistik (BPS) awal bulan ini melaporkan inflasi secara tahunan (year-on-year/yoy), inflasi Juni 2022 berada di 4,35%. Lebih tinggi dibandingkan Mei 2022 yang 3,55% sekaligus jadi yang tertinggi sejak Juni 2017.
Kelompok volatile menjadi pemicu kenaikan inflasi yang tinggi tersebut. Kenaikan harga kelompok volatile menembus 2,51% (mtm) dan 10,07% (yoy). Level tersebut menjadi yang tertinggi sejak Desember 2014 atau 7,5 tahun terakhir. Jika dilihat lagi inflasi volatile meroket di item bahan makanan yang mencapai 2,3% (mtm) dan 9,57% (yoy).
Meski inflasi tinggi, apalagi harga pangan, ternyata konsumen masih optimistis, terlihat dari laporan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK).
Bank Indonesia (BI) melaporkan IKK pada Juni 2022 berada di 128,2, sedikit menurun dibandingkan sebelumnya yakni 128,9 yang merupakan rekor tertinggi sepanjang masa.
IKK menggunakan angka 100 sebagai ambang batas. Jika di bawah 100, maka artinya konsumen pesimistis memandang prospek perekonomian saat ini hingga enam bulan mendatang.
IKK yang masih tinggi membuat outlook perekonomian masih bagus. Sebab, semakin tinggi IKK, konsumen cenderung akan semakin banyak belanja yang berdampak pada pertumbuhan ekonomi. Begitu juga sebaliknya.
Belanja rumah tangga merupakan kontributor terbesar produk domestik bruto (PDB) berdasarkan pengeluaran, dengan porsi mencapai 53,65% di kuartal I-2022.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Singapura Bebas Masker di Luar Ruangan, Dolarnya Menguat Lagi
