Ini Bukti BUMN Tak Lagi Gemar Berutang

Romys Binekasri, CNBC Indonesia
08 July 2022 16:20
Menteri BUMN Erick Thohir (Dok Kementerian BUMN)
Foto: Menteri BUMN Erick Thohir (Dok Kementerian BUMN)

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) mengungkapkan, porsi efek bersifat utang dan sukuk (Ebus) yang belum lunas atau outstanding bond perusahaan BUMN pada semester pertama tahun sebesar Rp 261,7 triliun. Nilai ini turun 9,7% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, Rp 289,8 triliun.

Direktur Utama Pefindo Salyadi Saputra mengungkapkan, Menurutnya, porsi obligasi terhutang BUMN masih mendominasi terhadap keseluruhan hutang seluruh emiten pada paruh pertama tahun ini yang sebesar Rp 464,9 triliun. Akan tetapi, porsi tersebut turun dibanding periode paruh pertama tahun lalu sejalan dengan penurunan outstanding bond.

Tahun ini, porsi hutang BUMN sebesar 52,3%, sedangkan tahun 2021 sebesar 58,7%. "Outstanding obligasi BUMN berkurang karena tahun sebelumnya BUMN banyak menerbitkan obligasi terutama untuk proyek infrastruktur," ujarnya dalam konferensi pers secara virtual, Jumat (8/7/2022).

Salyadi melanjutkan, outstanding bond di Indonesia cenderung lebih rendah jika dibandingkan dengan negara tetangga seperti Malaysia dan Thailand. Per Maret 2022, outstanding bond Indonesia mencapai US$ 31,3 miliar, jauh di bawah Thailand US$ 120,8 miliar dan Malaysia US$ 187,7 miliar.

"Indonesia tapi diatas Filipina US$ 29,3 miliar. Jadi peluangnya masih cukup besar," tuturnya.

Salyadi menambahkan, pertumbuhan obligasi korporasi Indonesia masih dapat meningkat mengingat nilai pertumbuhan ekonomi Indonesia lebih tinggi jika dibandingkan negara-negara tetangga.

"Obligasi Indonesia masih bisa tumbuh karena pertumbuhan ekonomi lebih tinggi. Ini tantangan pasar obligasi korpoasi maupun pemerintah Ebus," pungkasnya.


(RCI/dhf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Deretan BUMN yang Rugi Gede di Indonesia, Siapa Paling Parah?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular