Laba Krakatau Steel Semester I Diproyeksikan Rp 941,4 M
Jakarta, CNBC Indonesia - PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS) memperkirakan dapat meraih laba bersih sebesar Rp 941,4 miliar pada semester I-2022. Angka tersebut meningkat 89,6% dibandingkan dengan laba bersih di periode yang sama tahun 2021 yaitu sebesar Rp 496,3 miliar.
Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim mengatakan, program efisiensi perseroan terus dilakukan. Pada paruh pertama tahun ini Krakatau Steel kembali menurunkan variable cost sebesar 7,5%.
Ia menjelaskan, perseroan terus meningkatkan produktivitasnya di Semester I-2022. Hal ini terlihat dari kenaikan volume penjualan produk Krakatau Steel pada periode Semester I-2022 naik sebesar 10,5% dari semula 995.000 ton menjadi sebesar 1.099.000 ton. Begitu pula dari sisi produksi mengalami kenaikan sebesar 10,2% dari 2021 sebesar 1.008.000 menjadi 1.111.000 pada 2022.
"Kenaikan volume penjualan produk utama Krakatau Steel (Hot Rolled Coil dan Cold Rolled Coil) ditopang dengan program hilirisasi Krakatau Steel yang semakin berkembang. Hingga Semester I-2022, volume penjualan produk baja hilir naik 206% menjadi 14.400 ton. Produksi pipa baja ERW juga meningkat 21,45% menjadi 15.613 ton dari sebelumnya sebesar 12.856 ton di 2021," ujarnya dalam keterangan tertulis, dikutip Jumat (8/7/2022).
Melalui kenaikan produktivitas, pendapatan Krakatau Steel dapat meningkat hingga 29,8% menjadi Rp 20,6 triliun pada Semester I-2022 dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu yang sebesar Rp 15,8 triliun.
Hal ini juga didukung dengan pendapatan dari penjualan produk baja hilir yang meningkat 179% menjadi Rp 218 miliar dari tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp 122 miliar dengan varian baja ringan Hollow, genteng metal, KS-5 atap, Floordeck, baja CNP, Guard Rail, serta lima penambahan produk baja hilir di 2022 yaitu baja Tower, Cut to Length Overflow, Custom Section & Flange, Join Plate, dan Mini Plate.
"Secara keseluruhan, hingga Semester I-2022 pendapatan dari produk-produk pipa baja, baja konstruksi, maupun produk hilir secara keseluruhan meningkat menjadi Rp 2,5 triliun dari sebelumnya sebesar Rp 2,1 triliun di Semester I-2021," pungkasnya.
(vap/vap)