China Rawan "Digembok" Lagi, Harga Tembaga Anjlok!
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga tembaga dunia anjlok pada perdagangan hari ini karena kekhawatiran pembatasan mobilitas di China membuat permintaan logam turun.
Pada Jumat (8/7/2022) pukul 12:41 WIB harga tembaga dunia tercatat US$ 7.757,5/ton, turun 1,3% dibandingkan harga penutupan kemarin.
Pembatasan mobilitas untuk menahan penularan virus Corona (Coronavirus Disease 2019/Covid-19) kemungkinan akan memperlambat laju proyek infrastruktur, kata para analis.
"Hambatan dari pembatasan Covid-19 tetap ada mengingat China masih menjalankan kebijakan nol-Covid," kata ekonom National Australia Bank Tapas Strickland.
Saat ini China masih melawan penyebaran virus Corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) yang baru muncul termasuk di Shanghai. "Beberapa daerah China menghadapi wabah lokal dan infeksi telah muncul di tingkat masyarakat di Shanghai," kata pejabat kesehatan kota Zhao Dandan kepada wartawan, Rabu.
Namun, kekhawatiran bahwa penguncian lebih lanjut untuk mengendalikan penyebaran virus Covid-19 dapat mengekang aktivitas di ekonomi terbesar kedua di dunia membebani harga komoditas dunia seperti tembaga.
China adalah satu-satunya ekonomi utama yang menggali kebijakan "nol-COVID" yang bertujuan untuk segera memberantas semua wabah. Sehingga meskipun angka kasus kecil, lockdown bisa dilakukan.
Akibatnya prospek ekonomi China menjadi tidak pasti dan akan berpengaruh negatif terhadap permintaan tembaga. Permintaan turun, harga pun mengikuti.
China sendiri adalah konsumen tembaga olahan terbesar di dunia. Menurut Statista, konsumsinya mencapai 54% persen dunia. Sehingga permintaan dari China memiliki pengaruh terhadap harga tembaga.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ras/ras)