
Voyager Bangkrut, Krisis Kripto Bakal Makin Parah?

Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan peminjaman kripto yakni Voyager Digital mengatakan bahwa pihaknya telah mengajukan kebangkrutan, menjadi korban lain dari penurunan harga yang dramatis yang telah mengguncang pasar kripto (cryptocurrency).
Pemberi pinjaman kripto seperti Voyager berkembang pesat pada saat pandemi virus corona (Covid-19), menarik deposan dengan suku bunga tinggi dan akses mudah ke pinjaman yang jarang ditawarkan oleh bank tradisional.
Namun kemerosotan kripto baru-baru ini yang dipicu oleh jatuhnya dua koin digital (token) buatan Terraforms Labs yakni Terra Luna (LUNA) dan TerraUSD (UST) pada awal Mei lalu telah merugikan banyak perusahaan pemberi pinjaman kripto.
Apalagi, ditambah dari krisis yang dialami oleh Celsius Network, di mana perusahaan tersebut melakukan penangguhan penarikan dana oleh nasabahnya turut memperparah kinerja buruk kripto dalam beberapa bulan terakhir.
Pekan lalu, Voyager telah mengeluarkan pemberitahuan gagal bayar (default) kepada perusahaan dana lindung nilai (hedge fund) kripto yang berbasis di Singapura, yakni Three Arrows Capital (3AC) karena gagal melakukan pembayaran pinjaman kripto dengan total lebih dari US$ 650 juta.
3AC akhir pekan lalu mengajukan kebangkrutan, yang memungkinkan debitur asing untuk melindungi aset di Amerika Serikat (AS), menjadi salah satu investor profil tertinggi yang terkena jatuhnya harga kripto. Kini, 3AC sedang dilikuidasi.
"Volatilitas dan risiko penularan yang berkepanjangan di pasar kripto selama beberapa bulan terakhir dan default-nya Three Arrows Capital, mengharuskan kami untuk mengambil tindakan yang disengaja dan tegas sekarang," kata Stephen Ehrlich, Chief Executive Officer Voyager mengatakan kepada Reuters.
Dalam pengajuan kebangkrutan pada Selasa lalu, Voyager memperkirakan bahwa ia memiliki lebih dari 100.000 kreditur, di antaranya sekitar US$ 1 miliar dan US$ 10 miliar di aset dan liabilitas senilai nilai yang sama.
Voyager pada bulan lalu juga telah menandatangani perjanjian dengan Alameda Ventures, firma perdagangan kuantitatif milik pendiri bursa kripto FTX, Sam Bankman-Fried.
Perjanjian tersebut berisikan bantuan dana melalui jalur kredit. Sebuah pengajuan dengan Pengadilan Kepailitan AS Distrik Selatan New York menunjukkan bahwa Alameda adalah kreditur tunggal terbesar Voyager, dengan pinjaman tanpa jaminan sebesar US$ 75 juta.
Dalam pesan kepada pelanggan di Twitter, CEO/Co-Founder Voyager Steve Ehrlich mengatakan proses itu akan melindungi aset dan "memaksimalkan nilai bagi semua pemangku kepentingan, terutama pelanggan".
Voyager mengatakan bahwa mereka memiliki lebih dari US$ 110 juta dalam bentuk kas dan aset kripto. Hal ini bermaksud untuk membayar karyawan dengan cara biasa dan melanjutkan manfaat utama mereka serta program pelanggan tertentu tanpa gangguan.
Voyager bahkan telah meminta bantuan hukum kepada Moelis & Company dan The Consello Group, di mana keduanya sebagai penasihat keuangan, Kirkland & Ellis LLP sebagai penasihat hukum dan Berkeley Research Group LLC sebagai penasihat restrukturisasi.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Likuiditas Memburuk, Voyager Turunkan Limit Penarikan Dana
