Banyak yang Anjlok, Apa Mata Uang Terendah di Dunia?

Teti Purwanti, CNBC Indonesia
Kamis, 07/07/2022 13:25 WIB
Foto: euro (REUTERS/Heinz-Peter Bader)

Jakarta, CNBC Indonesia - Banyak negara tengah ketar-ketir karena nilai tukar mata uangnya terus terperosok melawan dolar Amerika Serikat.

Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) menguat pada penutupan perdagangan Selasa (5/7/2022) atau Rabu (6/7/2022) dini hari WIB. Permintaan safe-haven membawa dolar melonjak 1,6% ke level tertinggi sejak 2022.

Pemesanan dolar yang besar sejak awal perdagangan memicu mata uang dunia berguguran. Euro merosot 1,7% ke posisi terendah dalam dua dekade karena lonjakan terbaru harga gas Eropa memicu kekhawatiran resesi.


Tak hanya euro, mata uang lainnya juga jatuh karena kekhawatiran resesi melemahkan saham-saham di Eropa dan di Wall Street. Yen Jepang mendekati posisi terendah dalam 24 tahun lagi, dolar Kanada jatuh ke posisi terendah dalam 19 bulan, dan krona Norwegia jatuh lebih dari 2% karena aksi mogok pekerja perusahaan gas.

Poundsterling merosot ke level terendah dalam dua tahun terhadap dolar AS, karena krisis di pemerintahan Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson, menambah tekanan pada mata uang yang sudah terhuyung-huyung dari kekhawatiran resesi dan kebangkitan greenback. Pada 19.30 GMT, Poundsterling diperdagangkan 1,25% lebih rendah di 1,195 dolar.

Selain beberapa negara tersebut, beberapa negara sudah lebih dahulu mengalami masa-masa sulit dengan nilai mata uangnya, seperti, Rial Iran (IRR), Dong Vietnam (VND), Franc Guinea (GNF), Som Uzbekistan (UZS), Bolivar Venezuela (VES), Leone Sierra Leone (SLL), Kip Laos (LAK), dan Riel Kamboja (KHR).


(vap/vap)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Investasi Yang Bisa Dilirik Saat Perang & Suku Bunga Ditahan