Dolar AS Libas Mayoritas Mata Uang di Asia, Termasuk Rupiah!

Annisa Aflaha, CNBC Indonesia
Selasa, 05/07/2022 11:37 WIB
Foto: REUTERS/Thomas White/Illustration/File Photo

Jakarta, CNBC Indonesia - Kurs rupiah sempat menguat di hadapan dolar Amerika Serikat (AS) tapi kemudian berbalik arah hingga di pertengahan perdagangan Selasa (5/7/2022), di mana mayoritas mata uang di Asia berguguran di hadapan si greenback.

Melansir Refinitiv, rupiah di sesi awal perdagangan sempat menguat 0,1% ke Rp 14.950/US$. Sayangnya, rupiah kembali berbalik arah dan terkoreksi 0,1% ke Rp 14.980/US$ pada pukul 11:00 WIB.

Indeks dolar yang mengukur kinerja si greenback terhadap 6 mata uang dunia lainnya terpantau melemah tipis 0,01% ke posisi 105,133. Meski begitu, indeks dolar berada dekat dengan rekor tertingginya selama dua dekade di 105,79.


Menurut analis Strategi Westpac dalam catatan kepada klien menilai bahwa indeks dolar AS terlihat bergerak pada kisaran level 101 hingga 105 untuk saat ini dan tidak akan mencapai puncaknya sampai mendekati akhir dari siklus pengetatan oleh bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed).

Investor global masih menantikan risalah pertemuan dari Komite Terbuka Pasar Federal (FOMC) yang dijadwalkan akan dirilis pada Kamis 7 Juli 2022 waktu Indonesia. Disusul oleh pernyataan dari Gubernur The Fed Christopher Waller dan Presiden Fed St. Louis James Bullard pada Jumat (8/7) waktu Indonesia.

Selain itu, pekan ini akan dirilis laporan pekerjaan baru di Juni pada Jumat (8/7). Menurut analis Dow Jones, pertumbuhan pekerjaan di AS kemungkinan akan melambat menjadi 250.000 pekerjaan dari 390.000 pekerjaan di Mei. Meski demikian, analis masih memproyeksikan tingkat pengangguran akan bertahan di 3,6%.

Dari dalam negeri, pelemahan Mata Uang Garuda yang telah berlangsung selama empat pekan membuat Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo pun bereaksi.

Pada siaran pers Senin (4/7), Perry mengatakan bahwa BI akan terus memperhatikan perkembangan ekonomi global dan dalam negeri untuk merumuskan kebijakan yang diperlukan, termasuk penyesuaian lebih lanjut stance kebijakan bila diperlukan.

Hingga saat ini, perekonomian Indonesia masih dinilai cukup baik. Bahkan, analis mengatakan bahwa Indonesia tampaknya mampu melewati kondisi ekonomi lebih baik dari negara lain yang tergabung dalam Fragile Five yaitu India, Turki, Afrika Selatan dan Brasil.

Hal tersebut tak terlepas dari ledakan komoditas global yang telah membantu Indonesia menopang ketahanan ekonominya. Sementara itu, cadangan devisa pada akhir Mei 2022 tercatat USD135,6 miliar, setara dengan lebih dari enam bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta jauh di atas utang luar negeri Indonesia yang jatuh tempo dalam satu tahun.

Kinerja indeks dolar AS yang stabil berada di dekat rekor tertingginya selama dua dekade, telah membuat mayoritas mata uang di Asia terkoreksi hari ini dan hanya yuan China yang berhasil menguat.

Sementara itu, dolar Hong Kong dan dolar Singapura hanya terkoreksi tipis terhadap dolar AS yang masing-masing sebesar 0,01% dan 0,07%. Disusul oleh rupiah yang melemah 0,1% di hadapan dolar AS.

Yen Jepang menjadi mata uang di Asia dengan kinerja terburuk, melemah 0,32% di hadapan dolar AS.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aaf)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Perang Bikin Rupiah Anjlok, Tembus Rp 16.400-an per Dolar AS