Bursa Asia Menghijau, Semoga Bisa Kasih Napas Untuk IHSG

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
Selasa, 05/07/2022 08:40 WIB
Foto: Bursa Hong Kong (AP Photo/Kin Cheung)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Asia-Pasifik dibuka cenderung cerah pada perdagangan Selasa (5/7/2022), di mana investor menanti pengumuman kebijakan moneter terbaru bank sentral Australia.

Indeks Nikkei Jepang dibuka melesat 0,89%, Hang Seng Hong Kong melejit 1,02%, Shanghai Composite China tumbuh 0,17%, Straits Times Singapura menguat 0,44%, ASX 200 Australia naik tipis 0,06%, dan KOSPI Korea Selatan terapresiasi 0,68%.

Pada hari ini, investor di Asia-Pasifik bakal memantau pengumuman kebijakan moneter terbaru bank sentral Australia (Reserve Bank of Australia/RBA), di mana bank sentral Negeri Kanguru diperkirakan akan kembali menaikan suku bunga acuannya sebesar 50 basis poin (bp) menjadi 1,35%, berdasarkan survei pasar dari Reuters.


Sementara itu, data final dari aktivitas jasa Jepang yang tercermin pada purchasing manager's index (PMI) versi Jibun bank pada periode Juni 2022 telah dirilis pada pagi hari ini. PMI jasa Jepang dilaporkan naik ke angka 54, dari sebelumnya pada Mei lalu di angka 52,6.

PMI jasa Jepang kembali berekspansi pada bulan lalu, menandakan bahwa sektor jasa di Negeri Sakura semakin pulih. Sejatinya, PMI jasa Jepang sudah berada di zona ekspansi sejak Mei lalu.

Sedangkan di China, PMI jasa pada periode Juni 2022 versi Caixin akan dirilis pada hari ini pukul 09:45 waktu setempat, di mana PMI jasa Negeri Panda diprediksi masih berada di zona kontraksi yakni di angka 49,1.

PMI menggunakan angka 50 sebagai ambang batas. Di bawahnya berarti kontraksi, sedangkan di atasnya ekspansi. Selain PMI jasa Jepang dan nanti dirilis juga di China, dari Korea Selatan, data inflasi pada periode Juni lalu juga telah dirilis pada pagi hari ini.

Data inflasi Korea Selatan dari sisi konsumen (Indeks Harga Konsumen/IHK) pada bulan lalu dilaporkan naik menjadi 6% secara tahunan (year-on-year/yoy), dari sebelumnya pada periode yang sama tahun lalu sebesar 5,4%.

Angka ini lebih tinggi dari ekspektasi pasar dalam polling Reuters yang memperkirakan IHK Korea Selatan naik menjadi 5,9%. IHK Negeri Ginseng pada bulan lalu juga menjadi kenaikan tahunan tercepat sejak November 1998.

Sedangkan secara bulanan (month-on-month/mom), IHK Negeri Ginseng pada bulan lalu cenderung turun menjadi 0,6%, dari sebelumnya pada Mei lalu sebesar 0,7%.

Dari Amerika Serikat (AS), pada perdagangan kemarin pasar keuangannya ditutup karena untuk memperingati hari kemerdekaan, sehingga investor di kawasan Asia-Pasifik mengalihkan perhatiannya ke pasar saham Eropa.

Pada perdagangan kemarin, Indeks FTSE 100 Inggris mampu menguat 0,89% ke 7.232,65, begitu juga dengan CAC 40 Prancis yang naik 0,4% le 5.954,65. Sementara indeks DAX Jerman turun 0,3% ke 12.773,38.

Pergerakan yang bervariasi di bursa Eropa dan bursa Asia-Pasifik pada perdagangan kemarin menjadi indikasi pelaku pasar masih mencari kemana arah pergerakan yang tepat.

Pasar global mulai memasuki perdagangan di paruh kedua tahun ini, didominasi oleh kekhawatiran atas inflasi, perang antara Rusia-Ukraina, dan potensi resesi global.

Sejak awal tahun ini, sentimen negatif untuk aset berisiko datang bertubi-tubi. Kekhawatiran kondisi ekonomi global terkait risiko stagflasi yang muncul dari tingginya inflasi, pengetatan moneter, eskalasi geopolitik Rusia-Ukraina dan kebijakan proteksionisme berbagai negara masih membuat investor ketar-ketir.

Kondisi inilah yang menyebabkan banyak investor yang berpikir dua kali untuk tetap berada di pasar saham.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Bursa Asia Anjlok Usai Trump Umumkan Tarif Impor Jepang-Korsel