Bos Garuda Optimis Rights Issue, Pasar Domestik Masih Besar

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) optimis terhadap aksi korporasi yang akan segera dilakukan melalui penawaran saham baru atau rights issue. Direktur Utama Garuda Irfan Setiaputra mengatakan, terkait transaksi di pasar modal yang saat ini sedang suram merupakan hal yang berbeda.
Irfan berpendapat, jika melihat pergerakan industri penerbangan saat ini memiliki prospek yang sangat cerah. Segala perbaikan yang dilakukan di tubuh perseroan akan membuahkan hasil yang baik, termasuk pendanaan melalui rights issue.
"Capital market gloomy itu kan industri tertentu. Tapi saya ada keyakinan besar melihat pergerakan ke market industri penerbangan. Ada keyakinan sangat baik di market industri penerbangan," ujarnya saat ditemui di gedung DPR RI Jakarta, Senin (4/7/2022).
Irfan memaparkan, pendapat berbagai pihak terkait hal ini sangat beragam. Namun, secara fundamental bisnis industri penerbangan diperkirakan akan kembali bangkit.
"Ada yang melihat ini secara ekstrim, kemudian wait and see, dan ada yang melihat ini big opportunity. Market domestik kita sangat besar dan harus diakui, dengan demografi kepulauan, Anda ngga punya pilihan lain kalau mau ke Manado ya naik pesawat kan?," ucapnya mencontohkan.
Irfan melanjutkan, Indonesia yang secara geografis merupakan negara kepulauan menjadi peluang pasar yang sangat besar bagi industri penerbangan. "Recovery market domestik akan sangat cepat dan bahkan lebih gila. Handicap-nya satu, harga avtur," sebutnya.
Menurutnya, rights issue tidak akan memberikan dampak ke manajemen. Sebab, semakin tinggi nilainya, maka uang yang akan masuk semakin besar. Apalagi yang dijanjikan dari hasil rights issue akan masuk ke korporasi dan agar pemegang saham tidak terdelusi.
Sebelumnya, Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (Wamen BUMN) Kartika Wirjoatmodjo mengatakan Garuda Indonesia akan melakukan dua kali Rights Issue.
"Rights Issue yang pertama akan dilakukan dengan menginjeksikan langsung sebesar Rp 7,5 triliun yang berasal dari porsi pemerintah sebagai tahap awal restrukturisasi Garuda," jelas Tiko dalam Rapat Kerja dengan Komisi VI-DPR, Selasa (7/6/2022).
Adapun rights issue yang kedua, rencananya akan dilakukan pada kuartal IV 2022 karena butuh pendanaan dari investor baru sesuai aturan Panja Penyelamatan Garuda yang ingin memastikan kalau porsi pemerintah tetap 51%.
"Kami berharap semoga kapasitas bursa tetap bisa menyerap, rencana aksi korporasi yang akan dilakukan," ungkap Tiko.
[Gambas:Video CNBC]
Diselamatkan DPR Garuda Optimistis Outlook Positif
(vap/vap)