
Tak Hanya Lepas Saham, Investor Juga Lepas SBN, Ini Buktinya

Jakarta, CNBCÂ Indonesia - Harga mayoritas obligasi pemerintah atau Surat Berharga Negara (SBN) ditutup melemah pada perdagangan Senin (4/7/2022) awal pekan ini, menandakan bahwa investor melepasnya hari ini, meski di pasar saham Indonesia juga mengalami koreksi parah.
Hanya SBN tenor 3 dan 15 tahun yang ramai diburu oleh investor, ditandai dengan penurunan imbal hasil (yield) dan penguatan harga.
Melansir data dari Refinitiv, yield SBN tenor 3 tahun turun tipis 0,1 basis poin (bp) ke posisi 4,293%, sedangkan yield SBN bertenor 15 tahun melemah 4,5 bp ke 7,432% pada perdagangan hari ini.
Sementara itu, yield SBN berjatuh tempo 10 tahun yang merupakan SBN acuan negara berbalik naik 3 bp ke posisi 7,272% pada perdagangan hari ini.
Yield berlawanan arah dari harga, sehingga naiknya yield menunjukkan harga obligasi yang sedang melemah, demikian juga sebaliknya. Satuan penghitungan basis poin setara dengan 1/100 dari 1%.
Dari dalam negeri, pasar saham kembali diterpa aksi jual investor hingga Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami koreksi lebih dari 2%. IHSG sudah mencatatkan koreksi sejak Senin pekan lalu, di mana IHSG sudah terkoreksi hingga enam hari beruntun.
Investor yang melepas saham-saham di RI dikarenakan mereka khawatir dengan kondisi ekonomi global. Kekhawatiran kondisi ekonomi global terkait risiko stagflasi yang muncul dari tingginya inflasi, pengetatan moneter, eskalasi geopolitik Rusia-Ukraina dan kebijakan proteksionisme berbagai negara.
Kondisi inilah yang menyebabkan banyak investor berpikir dua kali untuk tetap berada di pasar saham. Beberapa sudah mulai mengurangi porsi investasinya di aset berisiko seperti saham sehingga membuat harganya jatuh.
Di pasar SBN sendiri, pada perdagangan akhir pekan lalu, investor terlihat memburunya, ditandai dengan penurunan yield di hampir seluruh tenor SBN. Namun pada hari ini, investor sepertinya langsung melepasnya, terlihat dari yield SBN yang cenderung berbalik arah.
Sementara itu dari Amerika Serikat (AS), pada perdagangan hari ini, pasar keuangannya ditutup karena adanya libur memperingati hari kemerdekaan.
Namun pada perdagangan akhir pekan lalu, yield obligasi pemerintah AS (US Treasury) tenor 10 tahun terpantau melandai 8,5 bp ke posisi 2,889%.
Yield Treasury tenor 10 tahun kembali menurun setelah indeks manufaktur ISM berada di angka 53, sedikit di bawah perkiraan pasar dalam polling Dow Jones di 54,3.
Rilis data ISM terjadi setelah pemerintah melaporkan bahwa indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi inti, naik 4,7% pada Mei lalu. Angka ini juga lebih rendah dari perkiraan pasar dalam polling Dow Jones di angka 4,8%.
Inflasi yang sangat tinggi dan upaya bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) untuk mengatasi lonjakan harga dengan menaikkan suku bunganya secara agresif telah menyebabkan kekhawatiran pasar akan resesi.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasar SBN Masih Diburu Investor, Yieldnya Turun Lagi