Dihantam Resesi dan Dolar AS yang Perkasa, Perak Tak Berdaya
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga perak dunia melemah pada perdagangan hari ini tertekan mata uang dolar Amerika Serikat yang stabil di posisi tertinggi. Sementara potensi resesi global membuat perak yang juga sebagai logam dasar makin tertekan.
Pada Senin (4/7/2022) pukul 16.35 WIB harga perak dunia di pasar spot tercatat US$ 19,83/ons, turun 0,07% dibandingkan dengan posisi terakhir.
Dollar Index (yang mengukur greenback dibandingkan enam mata uang utama dunia) mampu bertahan di posisi tinggi yakni 104,91. Hal ini membuat perak yang dibanderol dengan greenback menjadi kurang menarik karena harganya menjadi lebih mahal bagi para pemegang mata uang lainnya.
Kemudian, kenaikan suku bunga oleh bank sentral di dunia menjadi tekanan bagi logam mulia seperti perak. Sebab dapat menjadi pemantik resesi yang dapat melemahkan permintaan dari logam industri.
Ketua bank sentral Amerika Serikat (Federal Reserve/The Fed) menyatakan komitmen tidak akan membiarkan ekonomi jatuh ke dalam "era inflasi yang lebih tinggi". Bahkan jika itu berarti menaikkan suku bunga dan membahayakan pertumbuhan ekonomi.
Sementara tingginya inflasi membuat bank sentral Eropa (ECB) tampaknya akan menaikkan suku bunga bank pada bulan ini sebesar 25 basis poin. Lalu diperkirakan akan lebih agresif pada September dengan kenaikan 50 basis poin.
Status sebagai bahan baku industri membuat perak makin tertekan karena suku bunga bisa membuat perlambatan ekonomi bahkan resesi. Ada kekhawatiran permintaan perak menjadi lesu. Permintaan turun, harga pun mengikuti.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ras/vap)