Utang Rp 7 T Krakatau Steel Mau Jatuh Tempo, Gimana Bayarnya?

emy, CNBC Indonesia
Kamis, 30/06/2022 20:37 WIB
Foto: ist

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Krakatau Steel (Persero) Tbk memiliki utang jatuh tempo pada bulan September mendatang mencapai US$ 524 juta atau sekitar US$ 7,81 triliun (Rp 14.918/US$). Ada beberapa langkah yang akan dilakukan perusahaan untuk melunasi utang itu.

Direktur Keuangan Krakatau Steel Tardi mengatakan, utang jatuh tempo itu akan dibayarkan melalui dana perusahaan, juga aksi korporasi yang akan dilakukan.

"Untuk utang jatuh tempo US$ 524 juta ada inisiatif bekerja sama dengan mitra strategis Posco," jelasnya, dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VI DPR RI, Kamis (30/6/2022). Dari kerja sama strategis tersebut, Tardi memperkirakan Krakatai Steel bisa mendapat cash return sekitar US$ 90 - 100 juta. Dana itu akan dipakai untuk mencicil utang.

Selain kerja sama, Perseroan juga akan melakukan optimalisasi aset seperti tanah yang akan ditransaksikan dengan anak usaha, misalnya dijadikan pergudangan, kawasan industri, sarana pelabuhan. Dari aksi korporasi ini, Perseroan diharapkan menghasilkan cash flow US$ 150 juta.

Aksi korporasi lainnya yaitu mendivestasi anak usaha, dari Krakatau Bandar Samudera, Krakatau Tirta Industri, Krakatau Sarana Infrastruktur, Krakatau Kawasan Industri. Anak perusahaan yang memiliki Ebitda baik ini akan didivestasi meski hanya minoritas.

"Sehingga untuk cover (utang) US$ 524 juta ada dana dari situ," katanya.

Selain itu Krakatau Steel juga berencana melakukan penerbitan saham baru atau right issue, dengan nilai yang dihimpun mencapai Rp 2,5 triliun. Namun, ini hanya dijadikan sebagai rencana cadangan atau contingency plan jika masih kurang untuk menutupi utang.

"Jumlah saham baru yang akan diterbitkan 6,4 miliar lembar, dengan harga saham Rp 360 per lembar. Tahun lalu pada saat terbaik menyentuh Rp 500 per lembar, kita harapkan memeroleh Rp 1,8 triliun - 2,5 triliun," jelasnya.


Adapun tanggal jatuh tempo utang itu pada bulan September 2022 ini. 


(hsy/hsy)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Perang Masih Panas, Bisnis Packaging Kertas Bersiap Antisipasi