Warga AS Tak Pede Ekonomi Bangkit, Harga Tembaga Jatuh
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga tembaga dunia tergelincir pada perdagangan hari ini karena data kepercayaan konsumen Amerika Serikat suram.
Pada Rabu (29/6/2022) pada pukul 14:00 WIB harga tembaga di dunia tercatat US$ 8.312/ton, anjlok 1,02% dibandingkan harga penutupan harga kemarin.
Kepercayaan konsumen AS turun tajam di bulan Juni karena kekhawatiran akan inflasi yang tinggi membuat konsumen mengantisipasi hal itu. Pasar memperkirakan pertumbuhan ekonomi akan melemah secara signifikan pada paruh kedua tahun.
Conference Board mengatakan Selasa indeks kepercayaan konsumen turun 4,5 poin ke pembacaan 98,7 bulan ini.
Sementara indeks ekspektasi, berdasarkan prospek jangka pendek konsumen untuk pendapatan, bisnis, dan kondisi pasar tenaga kerja, turun ke 66,4 - level terendah sejak Maret 2013 - dari 73,7 di Mei.
"Ekspektasi sekarang telah jatuh jauh di bawah angka 80, menunjukkan pertumbuhan yang lebih lemah pada paruh kedua 2022 serta meningkatnya risiko resesi pada akhir tahun," kata Lynn Franco, direktur senior indikator ekonomi di The Conference Board di Washington.
Logam dasar telah berada di bawah tekanan dari karena prospek permintaan karena penguncian Covid-19 China dan kekhawatiran makro yang lebih luas atas pengetatan kebijakan moneter menimbulkan ketakutan akan melambatnya pertumbuhan ekonomi, tulis Standard Chartered dalam sebuah catatan.
"Namun, dasar-dasar mikro untuk kompleks tetap luas mendukung, mengingat gangguan output, dislokasi pasokan dan persediaan pertukaran yang relatif tipis," tambahnya.
Sementara optimisme di tengah pelonggaran di China sudah mulai pudar. Sehingga pasar lebih melihat ancaman resesi global yang bisa menekan permintaan batu bara.
Tembaga sebagai "the new oil" akan terdampak negatif dari kenaikan suku bunga. Sebab tembaga dipakai dan digunakan sebagai bahan baku pembuatan perlengkapan sehari-hari, pembangunan, infrastruktur, transportasi, dan industri.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ras/ras)