Spekulan Borong Dolar Rp 22 Triliun, Rupiah Bakal Terpuruk?

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
29 June 2022 14:50
Uang Edisi Khusus Kemerdekaan RI ke 75 (Tangkapan Layar Youtube Bank Indonesia)
Foto: Uang Edisi Khusus Kemerdekaan RI ke 75 (Tangkapan Layar Youtube Bank Indonesia)

The Fed secara terang-terangan menyatakan akan agresif menaikkan suku bunga. Kinerja rupiah sejauh ini masih bagus, meski melemah tetapi dibandingkan mata uang Asia lainnya masih jauh lebih bagus.

Rupiah masih terbantu dengan surplus transaksi perdagangan akibat tingginya harga komoditas, serta inflasi di Indonesia yang masih terjaga.

Hingga bulan Mei, neraca perdagangan Indonesia tercatat surplus 25 bulan beruntun. Hal ini bisa membantu transaksi berjalan (current account) bisa mencetak surplus. Artinya, pasokan valuta asing akan mengalir ke dalam negeri, sehingga nilai tukar rupiah bisa lebih stabil.

Bank Indonesia (BI) juga memiliki cadangan devisa yang besar, sekitar US$ 135 miliar, sehingga mempunyai banyak "peluru" untuk menstabilkan rupiah ketika mengalami gejolak.

Selain itu, BI punya senjata pamungkas yang belum digunakan yakni suku bunga acuan BI 7 Day Reverse Repo Rate (BI7DRRR). BI sejauh ini masih enggan untuk menaikkan suku bunga sebab rupiah yang masih cukup bagus dan inflasi yang terjaga.

Dengan suku bunga terus ditahan di rekor terendah sepanjang sejarah 3,5%, BI bisa menjaga momentum pertumbuhan ekonomi.

Namun, ketika inflasi inti terus menanjak, BI membuka peluang kenaikan suku bunga. Jika itu terjadi, maka rupiah akan mendapat tenaga untuk menguat melawan dolar AS.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular