
Bergerak di Dalam Pola Channel Down, IHSG Bakal Terjun Bebas?

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir melemah pada perdagangan sesi I Rabu (29/6/2022). Pelemahan tersebut mengikuti pergerakan bursa saham Asia lainnya, terimbas buruknya kinerja bursa saham Amerika Serikat (Wall Street).
IHSG dibuka melemah 0,33% di posisi 6.973,13 dan berakhir terkoreksi 0,25% atau 17,76 poin ke 6.978,69 pada penutupan perdagangan sesi I.
Wall Street pada perdagangan Selasa waktu setempat kembali jeblok. Indeks Dow Jones turun 1,6%, S&P 500 2% dan Nasdaq jeblok nyaris 3%.
Kabar buruk datang dari konsumen AS yang tingkat keyakinannya merosot. Conference Board kemarin melaporkan tingkat keyakinan konsumen Juni merosot menjadi 98,7, dari bulan sebelumnya 103,3. Penurunan tersebut membawa tingkat keyakinan konsumen ke titik terendah dalam 16 bulan terakhir.
Angka di bawah 100 berarti konsumen pesimistis terhadap kondisi ekonomi, sebaliknya di atas 100 menunjukkan optimistis.
"Prospek konsumen semakin suram akibat kekhawatiran akan inflasi, khususnya kenaikan harga gas dan makanan. Ekspektasi kini turun ke bawah 80, mengindikasikan pertumbuhan yang lebih lemah di semester II-2022, begitu juga adanya peningkatan risiko resesi di akhir tahun," kata Lyyn Franco, direktur ekonomi Conference Board, sebagaimana dilansir CNBC International, Selasa (28/6/2022)
Saat tingkat keyakinan konsumen merosot, ekspektasi inflasi justru meroket. Conference Board menunjukkan ekspektasi inflasi dalam 12 bulan ke depan mencapai 8%, tertinggi sejak data mulai dikumpulkan pada Agustus 1987.
Tingginya ekspektasi inflasi tersebut membuat pasar melihat The Fed bisa semakin agresif dalam menaikkan suku bunga.
Secara teknikal, melihat grafik 1 jam IHSG bergerak di pola Channel Down. Artinya, selama berada di dalam pola tersebut IHSG cenderung masih terus menurun.
Sementara itu indikator Stochastic sudah masuk ke wilayah jenuh jual (oversold).
![]() Foto: Refinitiv |
Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.
Stochastic yang berada di wilayah oversold tentunya memberikan peluang rebound. Target ke kisaran 7.000 sampai 7.015 yang menjadi resisten kuat, sekaligus batas atas pola Channel Down.
Jika mampu mengakhiri perdagangan hari ini di atas level tersebut, IHSG berpeluang menguat lagi ke depannya. Namun selama tertahan di bawahnya, IHSG masih akan tertekan.
Support terdekat saat ini di kisaran 6.955, jika ditembus IHSG berisiko merosot menuju 6.915 - 6.900. Ke depannya, selama tertajan di dalam pola Channel Down, IHSG berisiko merosot ke 6.750 - 6.700.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article IHSG Balas Dendam, tapi Apa Kuat ke 7.000 Lagi?