Sudah Longsor 2 Hari, Saatnya IHSG Bangkit?
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sudah melemah dalam perdagangan dua hari terakhir.
IHSG terkoreksi 0,28% ke ke 6.996,46 kemarin (28/6). IHSG justru tertekan saat indeks saham regional Asia Pasifik cenderung berakhir di zona hijau.
Bersama dengan TAIEX (Taiwan) dan SENSEX (India), IHSG menduduki peringkat ketiga paling bontot dari 13 indeks saham acuan bursa Benua Kuning.
Koreksi IHSG yang terjadi dua hari terakhir sebenarnya tergolong wajar dan masuk kategori koreksi sehat.
Pelemahan IHSG juga wajar jika mengingat aset keuangan domestik seperti nilai tukar rupiah dan Surat Berharga Negara (SBN) masih berada di teritori koreksi.
Imbal hasil (yield) SBN 10 tahun meskipun mengalami penurunan sepekan terakhir, tetapi masih berada di kisaran 7,3%.
Sementara nilai tukar rupiah juga terdepresiasi cukup tajam dan kini masih tetap di rentang Rp 14.800/US$.
Analisis Teknikal
Pergerakan IHSG dianalisis berdasarkan periode harian (daily) dan menggunakan indikator Bollinger Band (BB) untuk menentukan area batas atas (resistance) dan batas bawah (support).
Jika melihat level penutupan IHSG dan indikator BB kemarin, pergerakan indeks bergerak menjauhi batas atas BB terdekat di 7.064.
Pergerakan IHSG juga dilihat dengan indikator teknikal lain yaitu Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum.
Perlu diketahui, RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.
Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20. RSI masih bergerak di level 40-50 dan belum menunjukkan pergerakan berarti.
Apabila menggunakan indikator teknikal lain yaitu Moving Average Convergence Divergence (MACD), garis EMA 12 masih di bawah garis EMA 26 dan bar histogram bergerak di wilayah negatif.
Untuk hari ini, IHSG berpotensi menguji level psikologis 7.000 terlebih dahulu. Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/trp)