Seperti diketahui, GOTO berencana melakukan penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD) alias private placement dengan menerbitkan maksimal 118,44 miliar saham seri A.
Harga saham GOTO saat ini ada di level Rp 388 per saham. Jika boleh berandai harga pelaksanaan private placement menggunakan level ini, maka GOTO meraup dana segar hingga lebih dari Rp 45 triliun.
Dana yang diperoleh akan digunakan untuk mendukung kebutuhan modal kerja secara grup, PT Tokopedia, PT Dompet Anak Bangsa dan/atau PT Multifinance Anak Bangsa.
GOTO hanya memiliki batas waktu pelaksanaan private placement selama satu tahun terhitung sejak diperolehnya persetujuan dari pemegang saham terkait rencana ini.
GoTo Financial (GTF) merupakan salah satu lengan bisnis utama emiten teknologi RI terbesar, GoTo Gojek Tokopedia (GOTO). Publik mungkin hanya mengetahui Gopay sebagai kepanjangan tangan GTF.
Namun, perlu diketahui, Gopay hanya salah satu dari sekian banyak tentakel bisnis GTF yang menggunakan teknologi untuk merevolusi industri keuangan Tanah Air. GoTo Financial yang muncul pasca merger dua start up teknologi terbesar asli Indonesia, saat ini diketahui telah menawarkan beragam solusi bisnis yang holistik kepada masyarakat dan mitra usaha untuk setiap skala bisnis.
GTF menjadi salah satu segmen kunci bagi GOTO untuk melangkah ke tahap profitabilitas mengingat pasar yang kian luas di teknologi Financial. Dalam tiga tahun ke depan (2025), pasar fintech Tanah Air diperkirakan tumbuh empat kali lebih besar menjadi US$ 70,1 miliar atau lebih dari Rp 1.000 triliun, dari semula US$ 17,8 miliar (Rp 258 triliun) pada 2020, menurut riset konsultan strategi asal India, Redseer.
Secara umum pasar GTF terbagi menjadi dua yakni layanan khusus menyasar konsumen seperti Gopay dan Gopaylater dan layanan yang dirancang untuk bisnis, termasuk di dalamnya adalah UMKM, demi memudahkan transaksi keuangan.
Layanan yang tergabung di segmen bisnis adalah Gobiz, Gobizplus, Midtrans, Moka, Selly, Gomodal, Gokasir dan Gostore.
Secara rinci Midtrans dan Gobizplus merupakan senjata utama perusahaan di sektor pembayaran tunai, sedangkan Selly, Gobiz dan Gokasir merupakan layanan yang ditujukan secara spesifik untuk mempermudah administrasi operasional. Selain itu perusahaan juga bergerak di kanal penjualan online-to-offline (O2O) melalui Moka dan Gostore untuk menggerakkan konsumen online melakukan transaksi dan pembelian secara offline. Tidak lupa, perusahaan juga menyediakan akses modal usaha melalui Gomodal.
Tentakel bisnis tersebut merupakan upaya Grup GoTo untuk memajukan UMKM agar menjadi tuan rumah di negeri sendiri. GTF sebagai partner pertumbuhan menyebut, akan mendorong transformasi digital bagi lebih banyak UMKM dan pengusaha dari berbagai skala bisnis lewat inovasi layanan.
Upaya memajukan UMKM juga ditekankan oleh Head of Merchant Platform GoTo Financial Novi Tandjung yang menyebut bahwa keunikan GoTo Financial terletak pada upaya perusahaan untuk senantiasa menyesuaikan kebutuhan mitra usaha dengan produk dan solusi yang tepat, sehingga perusahaan dapat membantu pertumbuhan para UKM dan pengusaha.
Novi juga membeberkan bahwa antusiasme yang sama juga terlihat dari pihak pengusaha yang menjadikan GTF pilihan utama. "hampir setengah (49%) mitra UMKM menggunakan produk GoTo Financial sebagai platform digital untuk membantu mereka berjualan online pertama kali," kata Novi belum lama ini di Jakarta.
Sementara itu, Head of Commerce Enablement GoTo Financial Haryanto Tanjo optimis GTF dapat menawarkan kenyamanan maksimal sesuai dengan kebutuhan konsumen secara fleksibel dan efisien. Kenyamanan tersebut dapat diperoleh dari berbagai macam produk yang saling bersinergi dengan seluruh ekosistem GoTo.
"GoTo Financial dapat digunakan di setiap fase pertumbuhan mitra usaha, dengan mendorong pengalaman multi-channel bagi para mitra dan memberikan pengalaman belanja konsumen yang seamless," ujar Haryanto dalam rilis pres yang dikutip CNBC Indonesia.
Meski sudah dikenal dan juga digunakan luas oleh masyarakat, potensi GTF ke depannya masih jauh lebih besar lagi mengingat ekonomi digital RI yang nilainya akan tembus US$ 146 miliar tiga tahun ke depan, mengutip laporan riset Google, Temasek dan Bain.
Tidak hanya itu, Facebook Digital Consumer juga menyebut Indonesia akan menjadi negara dengan pertumbuhan konsumen digital tertinggi di Asia Tenggara, yang artinya pertumbuhan pesat bagi GTF masih akan berlanjut di masa depan.
Kondisi terkini di pasar UMKM juga menjadi peluang emas bagi GTF memperluas jaringan bisnisnya, mengingat dari hampir 65 juta UMKM di Indonesia, baru 21% saja yang menangkap kesempatan di platform digital, menurut data Kementerian UMKM.
Kondisi tersebut menjadi semangat bagi Head of Online Merchant Payment GoTo FinancialBudi Gandasoebrata yang menyebut "inklusi keuangan selalu menjadi misi [perusahaan] sejak Gojek menyediakan GoPay pertama kali." Budi juga mengungkapkan bahwa komitmen tersebut terus berlanjut bagi para mitra usaha agar mereka dapat memperluas jangkauan usaha mereka.
Riset Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) menyebut bahwa ekosistem Gojek dan GoTo Financial menyumbang 1,6% pendapatan domestik bruto (PDB) Indonesia tahun 2021 lalu atau mencapai Rp 249 triliun.
Mengacu hasil riset "Survei Persepsi dan Perilaku Konsumsi Online Food Delivery di Indonesia" yang dipublikasikan Tenggara Strategics pada Rabu (15/6/2022) GoFood menempati urutan pertama sebagai layanan pesan antar makanan di Indonesia. Nilai transaksi atau gross merchandise value (GMV) layanan OFD menurut riset ini sebesar Rp 78,4 triliun pada 2021.
Dari jumlah tersebut, nilai transaksi platform GoFood diestimasi mencapai Rp 30,65 triliun atau menguasai 39 persen dari total GMV dan merupakan yang tertinggi. Sisanya adalah penyedia layanan OFD lainnya seperti Shopee Food dan GrabFood.
Sudah mapan dengan fitur GoFood, GOTO mulai mengoptimalkan fitur GoTransit. "Inovasi GoTo melalui GoTransit dan kepemimpinan GoFood di online food delivery (OFD) menunjukkan potensi yang besar untuk GoTo meningkatkan GTV (Gross Transaction Value) dan pendapatannya," ungkap CEO Sucor Sekuritas, Bernadus Wijaya, dikutip dari Detik.com, Selasa (28/6.2022).
GoTransit yang merupakan inovasi dari Gojek melakukan kolaborasi dengan PT Kereta Commuter Indonesia (KCI, anak usaha BUMN PT KAI) sehingga memudahkan masyarakat untuk membeli tiket KRL Commuter Line lewat aplikasi Gojek. Melalui terobosan ini, mobilitas masyarakat dimudahkan karena bisa mengatur berbagai hal mulai dari rute perjalanan sampai dengan mekanisme pembayaran yang bisa dilakukan melalui GoPay atau LinkAja.
Melalui kerjasama dengan KCI ini GOTO melalui Gojek juga menjangkau 1,2 juta pengguna commuter line setiap harinya yang diharapkan segera meningkat menjadi 2 juta pengguna dalam waktu dekat.
Bernad mengatakan bahwa dengan kekuatan dan keunikan ekosistem yang ada, GOTO akan mampu membantu mewujudkan terintegrasinya multi-moda transportasi sehingga menciptakan efisiensi dalam mobilitas masyarakat.
Melalui penguatan ekosistem GOTO di layanan on-demand, Bernad meyakini akan mendorong peningkatan transaksi di segmen lainnya yaitu financial technology khususnya GoPay dan e-Commerce yaitu Tokopedia.
"Jika bisnis on-demand GOTO seperti GoTransit dan GoFood dapat berinovasi dan meningkatkan transaksinya, berarti semakin banyak juga pengguna GoPay untuk melakukan pembayaran dan semakin banyak merchant GoFood yang menggunakan solusi merchant dari GOTO Financial. Jadi manfaatnya berputar lagi ke seluruh ekosistem GOTO dan inilah yang merupakan kekuatan utama dari GOTO dibanding kompetitor," Bernad menjelaskan.
Khusus terkait layanan financial technology di bawah GoTo Financial, kata Bernad, sejauh ini pertumbuhan GTV-nya terbilang eksplosif. "Fantastis hingga mencapai 91% atau sebesar Rp77,5 triliun. Hal ini menunjukkan bahwa GoTo Financial berhasil meningkatkan adopsi GoPay dan solusi lainnya untuk merchant," imbuhnya.
Seiring dengan penguatan layanan on-demand, lanjut Bernad, GOTO terindikasi akan berinvestasi pada mitra driver yang juga menjadi garda terdepan bisnis logistiknya. Hal ini berarti akan meningkatkan kekuatan pengiriman produk hasil transaksi di Tokopedia.