
Garuda Menang PKPU, Ini Kata Erick Thohir

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri BUMN Erick Thohir menyambut baik putusan sidang PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) hari ini, Senin (27/6/2022), yang mengesahkan perjanjian perdamaian dengan para kreditur sekaligus mengakhiri proses Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU).
Erick mengatakan hasil PKPU ini adalah hasil yang luar biasa maksimal.
"Hasil PKPU ini hasil yang luar biasa maksimal, voter target 61%, kita naikkan 70%, ujungnya 97%. Ini menjadi kekuatan hukum yang mengikat, kalau kita melakukan penyelamatan, ini ada landasan hukumnya, bukan tebak-tebakan," ujarnya di kantor Kejagung, Senin (27/6/2022).
Menurutnya, jika ada pihak kreditur yang tidak ikut PKPU, itu hal yang biasa, seperti halnya yang juga terjadi di kasus Jiwasraya.
"Kalau ada pihak-pihak yang tidak ikut, biasa, di Jiwasraya pun ada, 2% kalau tidak salah, di Garuda 3%. Risikonya berbeda dengan yang mengikut, yang ikut sudah direstrukturisasi 20 tahun dan jelas pembayarannya," jelasnya.
"Yang tidak ikut, akan tertinggal dan bukan mungkin kita ambil posisi tidak membayar, bukan menipu. Karena dalam kasus pesawat Garuda ini ada leasing-leasing yang terlalu mahal di mana rata-rata dunia itu 4,7%, kita itu sampai hampir 25%. Ada indikasi-indikasi yang tidak sehat, ada proses yang namanya penindakan secara tegas."
Kini, setelah mendapatkan landasan hukumnya, Erick berkata pemerintah akan segera menyuntikkan modal Rp 7,5 triliun buat Garuda. Meski demikian dia mengatakan terlalu dini untuk membeberkan terkait apa yang akan dilakukan Garuda ke depan.
"Untuk ke depan, terlalu cepat. Nomor satu, pemerintah hadir dulu. Pemerintah membuktikan bahwa ini flag carrier, pemerintah akan menyuntik Rp 7,5 triliun, itu dulu. Setelah itu baru kita lihat apa perbaikan yang kita lakukan ke depan," lanjutnya.
Yang jelas, Garuda akan fokus pada rute-rute domestik dan bukan internasional. Mengingat, pangsa pasar domestik masih sangat besar.
"Yang pasti Garuda ke depan akan fokus kepada domestik, bukan internasional. Yang dulu 70% internasional semuanya rugi, ngapain kita bisnis gaya-gayaan, lebih baik kita perbaiki domestik kita yang sangat besar marketnya. Yang Luar Negeri sedikit saja, itu pun umroh, haji dan kargo. Yang lainnya lebih kepada domestik. Ke depan masih terlalu dini, kita fokus yang hari ini dulu," pungkasnya.
(vap/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Garuda Ajukan Penundaan Waktu Voting PKPU Jadi 17 Juni
