CATL Galang Dana Segar Rp 99 T, Buat Pabrik Baterai RI?

Feri Sandria, CNBC Indonesia
24 June 2022 07:30
Contemporary Amperex Technology Co., Limited. (CATL)
Foto: CNBC Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia - Produsen baterai mobil listrik terbesar di dunia, Contemporary Amperex Technology Co (CATL) berhasil menggalang dana 45 miliar yuan (US$ 6,71 miliar) atau setara dengan Rp 99,81 triliun (asumsi kurs Rp 2.218/yuan). Aksi ini merupakan salah satu penggalangan dana terbesar yang dilakukan korporasi di seluruh dunia tahun ini.

Kesepakatan itu juga mencerminkan animo investor yang 'lapar' akan investasi terkait energi baru, bahkan ketika harga saham banyak produsen kendaraan listrik yang terdaftar di AS ambles dalam beberapa bulan terakhir.

Melansir The Wall Street Journal, CATL disebut menerbitkan sejumlah saham baru (private placement) dan ditawarkan kepada investor strategis termasuk dua unit usaha bank terbesar dunia JPMorgan Chase, unit bisnis dari Morgan Stanley dan bank asal Inggris Barclays.

CATL yang akan membangun pabrik baterai di Indonesia dalam pengajuan Rabu malam menyebut bahwa penawaran tersebut mengalami kelebihan permintaan aliasĀ oversubscribe. CATL, yang berbasis di Ningde, sebuah kota di provinsi tenggara Fujian, mengatakan akan menggunakan sebagian dari hasil penjualan untuk meningkatkan produksi di beberapa lokasi di China.

Secara total, CATL menjual 109,8 juta saham dengan harga masing-masing 410 yuan. Harga pembelian tersebut jauh lebih rendah dari harga sahamnya yang pada perdagangan Rabu (22/6) lalu ditutup di harga 507 yuan. Tahun lalu, perusahaan yang juga menyuplai baterai untuk mobil listrik Tesla awalnya mengatakan berencana untuk mengumpulkan sebanyak 58,2 miliar yuan (Rp 129,09 triliun), atau sekitar US$ 8,7 miliar, tetapi pada November memilih untuk mengurangi besaran kesepakatan.

Saham CATL mencapai rekor tertinggi pada bulan Desember, dengan kapitalisasi pasar nyaris mencapai US$ 250 miliar (Rp 3.625 triliun), karena penjualan mobil listrik melonjak di China dan selera tinggi investor untuk mengoleksi perusahaan yang memimpin pasar teknologi baterai. Tetapi tahun ini sahamnya turun akibat kekhawatiran khususnya terkait kenaikan biaya bahan baku, ketegangan geopolitik, dan gangguan pada pasar mobil listrik China yang disebabkan oleh lockdown di negara tersebut.

Saham CATL naik 5,9% di Shenzhen pada hari perdagangan Kamis (23/6) kemarin, memangkas kerugian tahun ini menjadi sekitar 8,7%, dan menaikkan kapitalisasi pasar perusahaan menjadi sekitar US$ 185 miliar.

CATL merupakan pemasok utama baterai lithium-ion untuk perusahaan kendaraan listrik utama dunia seperti Tesla dan NIO Inc. Perusahaan menguasai sekitar 29% dari pangsa pasar baterai EV global berdasarkan unit yang terjual tahun lalu, unggul dari LG Energy sebesar 22%, menurut studi SNE Research, perusahaan asal Korea Selatan.

Investasi di Indonesia

CATL sebelumnya dikabarkan akan segera melakukan investasi di Indonesia. Tak tanggung-tanggung, investasi yang akan dikeluarkan untuk proyek baterai kendaraan listrik di Indonesia ini diperkirakan mencapai US$ 5,97 miliar atau sekitar Rp 86,56 triliun.

CATL disebut akan menjalin kerja sama dengan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) serta Indonesia Battery Corporation (IBC) atau PT Industri Baterai Indonesia (IBI) untuk mengembangkan ekosistem baterai kendaraan listrik di Indonesia, dari hulu hingga hilir.

Dalam proyek tersebut CATL akan menjadi pemegang saham mayoritas, dengan Antam dan IBC direncanakan hanya menjadi pemegang saham minoritas atau memegang saham sekitar 30%-40% untuk proyek di sisi hilir atau pabrik baterai sampai daur ulang baterai kendaraan listrik.

Hal tersebut diungkapkan Direktur Utama Indonesia Battery Corporation (IBC) Toto Nugroho bulan lalu. Namun demikian, Toto menyebut, untuk di sisi hulu atau pertambangan, IBC-Antam akan menjadi pemegang saham mayoritas.

Dirut IBC kal itu juga mengatakan bahwa kerja sama antara IBC-Antam dengan perusahaan asal China tersebut masih dalam pembicaraan untuk finalisasi.

Dia menyebut, selain investasi jumbo untuk pabrik baterai, sebesar US$ 1,5 - 2 miliar akan dikucurkan untuk proyek smelter, pengolahan bijih nikel dan pabrik kimia.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(fsd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Buka-bukaan Bos Antam & IBC di Proyek Baterai Listrik CATL

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular