
Ogah Ikut AS, Indonesia Lebih Memilih Gaya China & Rusia

Mendongkrak pertumbuhan juga menjadi dasar bagi bank sentral Thailand (BOT) untuk mempertahankan suku bunga acuan mereka pada level 0,50%. Suku bunga acuan terendah sepanjang tersebut sudah bertahan sejak Mei 2020 atau dua tahun lebih.
Pandemi covid-19 meluluhlantakan perekonomian Thailand karena mereka menggantungkan sendi-sendi ekonominya kepada pariwisata.
Perekonomian Thailand tumbuh 1,1% pada kuartal I tahun ini, turun dibandingkan kuartal sebelumnya yakni 1,8%.
Lockdown di China dan perang Rusia-Ukraina kembali mengancam perekonomian negara Gajah Putih.
Inflasi Thailand sebenarnya melaju tinggi yakni 7,1% pada Mei 2022, tertinggi sejak Juli 2008. Namun, Itu belum cukup bagi Thailand untuk menaikkan suku bunga karena BOT selalu menegaskan bahwa pertumbuhan menjadi prioritas.
Bank sentral Jepang (BOJ) juga bertahan dengan suku bunga ultra rendahnya. Rapat BOJ pada 19 Juni lalu memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan mereka yang kini ada di minus 0,1%. Suku bunga acuan sebesar itu sudah bertahan sejak 2016.
Jepang memilih bertahan dengan suku bunga rendah demi mendongkrak ekonominya. Ekonomi Matahari Terbit terkontraksi 0,1% pada kuartal I (qtq yang dianualisasikan).
Sementara itu, inflasi Jepang meningkat 2,5% (yoy) pada April 2022 yang menjadi catatan tertinggi sejak Oktober 2014.
Jepang bahkan tidak perduli jika keputusan mereka akan membuat yen rontok. Yen Jepang jatuh ke posisi trendah dalam 24 tahun pada Senin pekan lalu, salah satunya karena komitmen BOJ untuk mempertahankan suku bunga ultra rendahnya.
Keputusan BOJ sudah didukung oleh Perdana Menteri Fumio Kishida.
"Dengan situasi sekarang ini, status quo pada kebijakan moneter harus dipertahankan," tutur Kishida dalam acara debat dengan pimpinan partai, seperti dikutip dari Reuters, Selasa (21/6/2022).
Bank Sentral China (PBOC) mempertahankan suku bunga acuan pinjaman, di tengah agresifnya bank sentral di berbagai negara menaikkan suku bunga. Suku bunga pinjaman satu tahun dipertahankan di level 3,7%.
Bank Indonesia (BI) mempertahankan mempertahankan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 3,5% bulan ini. Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 22-23 Juni 2022 juga mempertahankan suku bunga Deposit Facility sebesar 2,75%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 4,25%.
BI sudah mempertahankan suku bunga acuan di kisaran 3,5% sejak Februari 2021 atau sudah bertahan selama 16 bulan terakhir. Level 3,5% adalah suku bunga acuan terendah dalam sejarah Indonesia.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan keputusan BI menahan suku bunga acuan sejalan dengan perlunya pengendalian inflasi tanpa perlu meninggalkan momentum pertumbuhan ekonomi.
Berbeda dengan pengumuman hasil RDG pada bulan-bulan sebelumnya, Perry pada hari ini menyampaikan mengenai kemungkinan adanya normalisasi kebijakan moneter lanjutan yang akan disesuaikan dengan risiko tekanan inflasi.
"BI terus mencermati risiko tekanan inflasi ke depan, termasuk ekspektasi inflasi dan dampaknya terhadap inflasi inti, dan akan menempuh langkah-langkah normalisasi kebijakan moneter lanjutan sesuai dengan data dan kondisi yang berkembang," tutur Perry dalam konferensi pengumuman hasil RDG Bulanan Juni, Kamis (23/6/2022).
[Gambas:Video CNBC]
