Bitcoin-Ethereum Koreksi Tipis, Solana-Dogecoin Masih Cerah
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga kripto utama cenderung terkoreksi tipis pada perdagangan Rabu (22/6/2022), di tengah masih tingginya volatilitas pasar kripto hingga hari ini.
Melansir data dari CoinMarketCap pada pukul 09:05 WIB, Bitcoin melemah 1% ke posisi US$ 20.432,16/koin atau setara dengan Rp 303.111.094/koin (asumsi kurs Rp 14.835/US$), sedangkan Ethereum merosot 2,25% ke harga US$ 1.103,92/koin atau Rp 16.376.653/koin.
Namun, beberapa koin digital (token) alternatif (alternate coin/altcoin) masih terpantau melesat pada hari ini, seperti Solana yang masih melesat 2,2% ke US$ 36,34/koin (Rp 539.104/koin) dan Dogecoin yang melonjak 7,97% ke US$ 0,06492/koin (Rp 963/koin).
Berikut pergerakan 10 kripto utama pada hari ini.
Meski terlihat koreksi tipis, tetapi sejatinya Bitcoin masih cenderung stabil di zona psikologis US$ 20.000. Masih stabilnya Bitcoin terjadi setelah sempat menyentuh kisaran harga US$ 21.000 pada Selasa malam.
Tak hanya Bitcoin saja yang masih cenderung stabil, Ethereum juga cenderung stabil di kisaran US$ 1.100, meski pada hari ini Ethereum juga terlihat terkoreksi tipis-tipis.
Pasar kripto saat ini masih mencoba untuk kembali pulih, setidaknya ke level pada akhir bulan lalu, di mana pasar kripto sempat mengalami pekan terburuknya pada pekan lalu. Bitcoin, Ethereum, dan kripto lainnya secara bersamaan menyentuh zona terendahnya dalam setidaknya setahun terakhir.
Kondisi makroekonomi yang memburuk menjadi salah satu penyebab, karena investor cenderung enggan memburu aset kripto karena risiko di pasar masih cukup tinggi.
Makroekonomi yang memburuk disebabkan oleh inflasi global yang masih meninggi dan sikap agresif bank sentral Negara Barat terkait kebijakan moneter untuk mengekang inflasi.
Sebelumnya pada pekan lalu, bank sentral AS (The Federal Reserve/Fed) menaikkan suku bunga acuan sebesar 75 basis poin (bp).
Bahkan, bayang-bayang resesi makin dekat setelah sejumlah data ekonomi mulai dari penjualan ritel, indeks kepercayaan konsumen, inflasi, serta penjualan rumah baru memburuk.
Goldman Sachs bahkan memperkirakan kemungkinan AS jatuh ke jurang resesi dalam setahun ke depan meningkat menjadi 30% dari sebelumnya 15%.
"Meningkatnya kekhawatiran akan perlambatan ekonomi menghinggapi investor. Inflasi kini menjadi perhatian utama investor karena mereka juga tengah mencermati apakah kekhawatiran mereka menjadi kenyataan atau tidak," tutur David Sneddon dari Credit Suisse, seperti dikutip dari CNBC International.
Hal ini membuat perusahaan kripto besar yakni Coinbase dan BlockFi terpaksa memangkas karyawannya untuk bertahan di tengah kurang baiknya kondisi global.
Namun yang lebih parah dan membuat pasar kripto semakin merana, salah satu perusahaan peminjaman kripto yakni Celsius Network menangguhkan segala bentuk transaksi, baik untuk penarikan, penyimpanan, maupun peminjaman yang terkait kripto.
Mulai pekan ini, investor cenderung kembali perlahan-lahan ke pasar kripto, meski mereka masih khawatir dengan kondisi global saat ini.
"Lingkungan makro belum benar-benar berubah dari pertemuan FOMC pekan lalu, masih meningginya inflasi dan The Fed mungkin masih mendorong ekonomi ke dalam resesi dengan menaikkan suku terlalu agresif, hal ini masih menjadi sentimen negatif di pasar," kata Yuya Hasegawa, analis pasar kripto di bursa bitcoin Bitbank yang bermarkas di Jepang, sebagaimana dikutip dari CNBC International, Selasa (21/6/2022) kemarin.
Adapun menurut Marcus Sotiriou, analis di broker aset digital GlobalBlock yang berbasis di Inggris, mengatakan bahwa Bitcoin saat ini sedang mencoba menembus level resistance-nya di US$ 21.300.
Jika Bitcoin dapat melewati level tersebut, maka Bitcoin bisa saja berlanjut untuk mencoba menembus target berikutnya di US$ 23.500," kata Sotiriou.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd)