Analisis Teknikal

IHSG Bertahan di Psikologis 7.000, Bagaimana Dengan Hari Ini?

Putra, CNBC Indonesia
22 June 2022 07:00
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melesat nyaris 1% pada perdagangan kemarin, Selasa (21/6/2022). IHSG menguat 0,97% ke 7.044,07. Indeks kembali menyentuh level psikologis 7.000 setelah sempat terlempar dari level tersebut akibat koreksi 1,61% pada perdagangan terakhir pekan lalu.

Indeks terpantau sudah menguat dalam dua hari terakhir. Namun ketika IHSG naik, asing justru mencatatkan outflow. Nilai net sell asing di pasar reguler tercatat mencapai Rp 355 miliar kemarin.

Pasar saat ini masih fokus mencermati arah kebijakan suku bunga acuan oleh bank sentral Tanah Air. Bank Indonesia (BI) akan mengadakan Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada 24 Juni-25 Juni 2022.

Mayoritas ekonom masih meyakini bahwa BI 7 Day Reverse Repo Rate akan tetap di tahan di 3,5% pada RDG kali ini.

Hal tersebut juga dikuatkan oleh pernyataan Gubernur BI Perry Warjiyo yang mengatakan bahwa BI tidak perlu terpaksa untuk menaikkan suku bunga acuan.

Memang The Fed sebagai kiblat bank sentral global sudah menaikkan 3x suku bunga acuannya tahun ini sebesar 150 basis poin (bps).

Namun BI punya independensi dalam pengambilan kebijakan dan juga harus mempertimbangkan kondisi serta fundamental ekonomi domestik. Setidaknya dua hal inilah yang menjadi acuan mayoritas ekonom masih memperkirakan suku bunga di tahan di level terendahnya.

Analisa Teknikal

teknikalFoto: Teknikal
teknikal

Pergerakan IHSG dianalisis berdasarkan periode harian (daily) dan menggunakan indikator Boillinger Band (BB) untuk menentukan area batas atas (resistance) dan batas bawah (support).

Jika melihat level penutupan IHSG dan indikator BB kemarin, pergerakan indeks sudah mendekati batas atas BB terdekat di 7.047.

Pergerakan IHSG juga dilihat dengan indikator teknikal lain yaitu Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum.

Perlu diketahui, RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.

Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.

RSI IHSG naik ke 50,94 kemarin. Namun sejak 13 Juni 2022, sebenarnya posisi RSI masih berada di kisaran 40-50.

Apabila menggunakan indikator teknikal lain yaitu Moving Average Convergence Divergence (MACD), garis EMA 12 mulai mendekati garis EMA 26.

Untuk hari ini, IHSG berpotensi terkonsolidasi terlebih dahulu di kisaran 7.000-7.100. Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular