
Saham Yenny Wahid Cs Masuk Top Gainers Lagi

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali ditutup menguat pada perdagangan Selasa (21/6/2022) kemarin. Penguatan ini terjadi meski investor asing melepas saham-saham di RI pada perdagangan kemarin.
Indeks bursa saham acuan Tanah Air tersebut ditutup melesat nyaris 1% atau lebih tepatnya melesat 0,97% ke posisi 7.044,07. IHSG pun kembali menyentuh zona psikologisnya di 7.000 kemarin.
Sepanjang perdagangan kemarin, IHSG hanya mencicipi zona merah tipis pada perdagangan awal sesi I kemarin. Setelahnya, IHSG terus menguat. Meski begitu, level tertinggi intraday IHSG kemarin berada di 7.049,909, tipis-tipis dengan posisi penutupan perdagangan kemarin.
Meski IHSG berhasil melesat nyaris 1%, tetapi investor asing justru melepas saham-saham di RI sebesar Rp 439,03 miliar di seluruh pasar pada perdagangan kemarin.
Adapun nilai transaksi indeks pada perdagangan Selasa kemarin mencapai sekitaran Rp 14 triliun dengan melibatkan 24 miliaran saham yang berpindah tangan sebanyak 1,2 juta kali. Sebanyak 352 saham terapresiasi, 190 saham terdepresiasi, dan 145 saham stagnan.
Di tengah kembali cerahnya IHSG kemarin, beberapa saham menjadi top gainers. Berikut sepuluh saham yang menjadi top gainers pada perdagangan Selasa kemarin.
![]() |
Di posisi pertama, terdapat saham emiten penyedia layanan logistik transportasi yakni PT Trimuda Nuansa Citra Tbk (TNCA) yang harganya meroket 24,86% ke posisi harga Rp 442/saham.
Nilai transaksi saham TNCA pada perdagangan Selasa kemarin mencapai Rp 11,44 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 27,33 juta lembar saham. Investor asing memburu saham TNCA sebesar Rp 1,83 juta di pasar reguler.
Sebelum harga sahamnya meroket, saham TNCA konsisten berada di zona merah sejak 31 Mei 2022, kecuali pada 7 Juni di mana saham TNCA bergerak stagnan.
Data perdagangan mencatat, selama sebulan terakhir saham TNCA sudah ambles 38,61% dan sejak awal tahun sudah anjlok 82,67%.
Terus merosotnya saham TNCA membuat Bursa Efek Indonesia (BEI) menginformasikan bahwa telah terjadi penurunan harga saham TNCA yang di luar kebiasaan (Unusual Market Activity/UMA) pada 16 Juni 2022 lalu.
Meski demikian, pengumuman UMA tidak serta merta menunjukkan adanya pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal.
Adapun informasi terakhir mengenai Perusahaan Tercatat adalah informasi tanggal 9 Juni 2022 yang dipublikasikan melalui website PT Bursa Efek Indonesia ("Bursa") terkait penyampaian laporan berkelanjutan.
"Sehubungan dengan terjadinya Unusual Market Activity atas saham TNCA tersebut, perlu kami sampaikan bahwa Bursa saat ini sedang mencermati perkembangan pola transaksi saham ini," tulis pengumuman Bursa.
Oleh karena itu para investor diharapkan untuk memperhatikan jawaban Perusahaan Tercatat atas permintaan konfirmasi Bursa, mencermati kinerja Perusahaan Tercatat dan keterbukaan informasinya.
Serta, mengkaji kembali rencana corporate action Perusahaan Tercatat apabila rencana tersebut belum mendapatkan persetujuan RUPS, dan mempertimbangkan berbagai kemungkinan yang dapat timbul di kemudian hari sebelum melakukan pengambilan keputusan investasi.
Namun setelah disematkan UMA oleh bursa, harga saham TNCA malah meroket nyaris 25% pada perdagangan kemarin.
Selain saham TNCA, terdapat pula saham emiten teknologi penyedia dunia metaverse yakni PT Wir Asia Tbk (WIRG), yang harga sahamnya melonjak 13,56% ke harga Rp 670/saham.
Nilai transaksi saham WIRG pada perdagangan kemarin mencapai Rp 116,72 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 178,03 juta lembar saham. Asing juga mengoleksi saham WIRG sebesar Rp 6,31 miliar di pasar reguler.
Setelah harga saham PT WIR ASIA Tbk (WIRG) memulai tren pelemahan sejak 20 April 2022, tetapi sejak pekan terakhir Mei 2022, harga saham WIRG mulai bergerak sideways.
Sejak perdagangan akhir bulan lalu hingga kemarin, saham WIRG hanya mencetak penguatan sebanyak lima kali. Dari kelima kalinya WIRG mencetak penguatan, sebagian besar penguatannya hanya sekitar 1%. Hanya pada perdagangan 2 Juni dan kemarin yang penguatannya cukup tinggi.
WIRG merupakan salah satu emiten teknologi yang fenomenal di pasar modal Tanah Air. Untuk diketahui, WIRG melepas 2,57 miliar saham di harga Rp 168/unit saat IPO. Harga saham WIRG menyentuh level penutupan tertingginya pada 19 April 2022 di Rp 1.365/unit yang berarti return 8,1x.
Namun setelah itu harga saham WIRG cenderung terkoreksi. Penurunan tajam sempat terjadi di awal pekan bulan lalu saat perdagangan kembali dibuka pasca libur panjang Lebaran 2022.
Meskipun harga saham WIRG sudah turun 50,92% dari level tertingginya, tetapi return yang diberikan sejak IPO masih tercatat bagger hampir 5x.
Saat IHSG kembali cerah bergairah, beberapa saham juga masuk ke jajaran top losers. Berikut 10 saham top losers pada perdagangan Selasa kemarin.
![]() |
Saham emiten properti real estate yakni PT Bekasi Asri Pemula Tbk (BAPA) dan PT Andalan Sakti Primaindo Tbk (ASPI) masuk ke jajaran top losers kemarin. Bahkan, keduanya secara bersamaan ambles nyaris 7% ke harga yang sama yakni Rp 94/saham.
Saham BAPA dan ASPI ditutup ambles 6,93% ke harga Rp 94/saham. Keduanya juga terkena batas auto rejection bawah (ARB) kemarin.
Di saham BAPA, nilai transaksinya pada perdagangan kemarin mencapai Rp 3,68 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 38,75 juta lembar saham. Tetapi, investor asing mengoleksi saham BAPA sebesar Rp 2,32 juta di pasar reguler.
Sedangkan di saham ASPI, nilai transaksinya pada perdagangan kemarin mencapai Rp 8,4 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 84,24 juta lembar saham. Asing juga mengoleksi saham ASPI sebesar Rp 9,4 juta di pasar reguler.
Di saham BAPA, pada kuartal I-2022, perseroan masih membukukan rugi bersih sebesar Rp 1,07 miliar per 31 Maret 2022, sedikit menyusut dari rugi bersih periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 1,26 miliar.
BAPA kembali merugi lantaran pendapatan bersih perusahaan hanya Rp 821,63 juta per kuartal I tahun ini. Pendapatan bersih BAPA ternyata belum mampu mengimbangi tingginya beban umum dan administrasi.
Seperti periode sebelumnya, selama 3 bulan pertama 2022, BAPA masih terbebani besarnya beban umum dan administrasi yang mencapai Rp1,15 miliar.
Adapun saham ASPI sempat menduduki posisi kedua di jajaran top gainers pada perdagangan Senin awal pekan ini, di mana harga sahamnya melesat 17,44%.
Sejak perdagangan 10 Juni hingga Selasa kemarin, saham ASPI hanya mencatatkan dua kali ambles, dengan 5 kali menguat dan 1 kali stagnan. Tetapi sejak 10 Juni lalu, ASPI masih mencatatkan kenaikan mencapai 20,51%.
Jika melihat kinerja keuangannya, Saham ASPI masih membukukan rugi bersih sebesar Rp 108,15 juta per 31 Maret 2022. Di sisi lain, ASPI membidik marketing sales sebesar Rp 75 miliar pada 2022. Angka ini berasal marketing sales proyek Grandia LIV yang berada di Parung Panjang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sempat Menguat di Sesi 1, IHSG Hari Ini Ditutup Melemah