
Nggak Peduli Asing Kabur, IHSG ke Level Psikologis 7.000

Jakarta,CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup lompat 0,97% ke 7.044,07 pada perdagangan Selasa (21/6/2022). Menariknya di saat IHSG mengalami apresiasi nyaris 1%, asing justru mencatatkan net sell Rp 355 miliar di pasar reguler.
Saham MDKA dan BBRI menjadi yang paling banyak dilepas asing dengan net sell Rp 201 miliar dan Rp 63 miliar. Sedangkan saham BBNI dan TLKM justru paling diburu asing dengan net buy Rp 93 miliar dan Rp 56 miliar pada perdagangan hari ini.
Kenaikan IHSG kompak dengan mayoritas bursa saham Asia yang bergerak di zona hijau kecuali Shang Hai Composite yang melemah 0,26%. Indeks Hang Seng dan Nikkei memimpin penguatan dengan apresiasi masing-masing 1,87% dan 1,84%.
Pasar keuangan AS libur di awal pekan memperingati hari emansipasi. Fokus pasar saat ini masih seputar kebijakan moneter bank sentral. Bank Indonesia (BI) sampai saat ini masih enggan untuk menaikkan suku bunga. BI memilih mengetatkan likuiditas di perekonomian dengan menaikkan Giro Wajib Minimum (GWM).
Pada pengumuman hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) edisi Mei, Gubernur BI Perry Warjiyo menyatakan tidak perlu merespons kenaikan suku bunga The Fed dengan ikut menaikkan suku bunga.
"Kalau mengukur kebijakan moneter jangan hanya mengukur suku bunga. Kebijakan moneter Bank Indonesia yakni likuiditas, kita lakukan pengurangan, kemudian nilai tukar dan yang ketiga suku bunga," kata Perry.
Dengan suku bunga ditahan di rekor terendah 3,5%, diharapkan mampu menjaga momentum pertumbuhan ekonomi Indonesia. Selama inflasi masih terjaga, BI sepertinya masih akan terus mempertahankan suku bunganya. Apalagi, nilai tukar rupiah meski pada pekan lalu terpuruk, tetapi pelemahannya sepanjang tahun ini masih lebih baik ketimbang mata uang utama Asia lainnya.
Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman memperkirakan BI tidak akan terburu-buru dalam menaikkanBI 7-Day Reverse Repo Rate(BI7DRR) sebesar 3,5% karena inflasi masih terkendali. Kenaikan harga komoditas juga akan mendongkrak surplus neraca perdagangan sehingga menopang stabilitas rupiah.
"Kami memperkirakan BI akan menahan suku bunga acuan pada semester I tahun ini. Kenaikan suku bunga acuan akan sangat tergantung pada kondisi inflasi pada semester kedua mendatang," tutur Faisal, dalamMacroBrieftanggal 16 Juni 2022.
Bank Mandiri memperkirakan BI akan menaikkan suku bunga acuan maksimal 75% pada tahun ini sehingga BI-7DRR akan ada di 4,25% pada akhir tahun.
Senada, ekonom Bank Danamon Wisnu Wardana juga memperkirakan BI tidak akan terburu-buru menaikkan suku bunga acuan. Menurutnya, suku bunga acuan BI kemungkinan akan naik paling cepat pada kuartal III tahun. Pasalnya, pada kuartal III kemungkinan surplus neraca perdagangan mengecil sementara inflasi inti naik sejalan dengan pemulihan ekonomi domestik.
(trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000