
Suku Bunga Australia Bakal Naik Lagi, Dolarnya Naik Rp 10.354

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank sentral Australia (Reserve Bank of Australia/RBA) sudah menaikkan suku bunga sebanyak 2 kali dalam dua bulan terakhir. Kenaikan tersebut masih belum akan berhenti, tersurat di rilis notula rapat kebijakan moneter bulan ini.
Pasca rilis tersebut. nilai tukar dolar Australia naik ke Rp 10.354/AU$ atau 0,5% pagi ini, melansir data Refinitiv.
Seperti diketahui RBA di bawah pimpinan Philip Lowe awal bulan ini kembali menaikkan suku bunga, bahkan sebesar 50 basis poin menjadi 0,85%. Suku bunga tersebut merupakan yang tertinggi sejak September 2019, atau sebelum pandemi penyakit virus corona (Covid-19) melanda.
Kenaikan suku bunga tersebut lagi-lagi lebih tinggi dari hasil survei Reuters yang memperkirakan sebesar sebesar 25 basis poin menjadi 0,6%.
Hal yang sama juga terjadi pada bulan lalu, saat menaikkan suku bunga untuk pertama kali sejak November 2010. Suku bunga dinaikkan 25 basis poin, lebih tinggi dari perkiraan pasar 15 basis poin.
Langkah agresif yang diambil RBA menunjukkan bagaimana inflasi bisa menjadi masalah besar bagi perekonomian, sehingga harus segera diredam.
Dalam notula yang dirilis hari ini, para anggota dewan melihat meski suku bunga dinaikkan 50 basis poin, tetapi masih cukup sangat rendah di bawah 1%, dengan tingkat pengangguran di level terlemah 50 tahun serta inflasi yang terus meninggi. Sehingga, suku bunga ke depannya akan kembali dinaikkan.
Sementara itu gubernur RBA, Philip Lowe, menyatakan meski suku bunga akan terus dinaikkan guna meredam inflasi dan membawanya kembali turun ke target 2% - 3%, ia tidak melihat perekonomian Australia akan mengalami resesi. Namun, ia tetap mengantisipasinya.
"2 tahun belakangan ini mengajarkan kita semua, anda tidak bisa mengesampingkan apa pun," kata Lowe, sebagaimana dilansir The Guardian.
"Secara fundamental kita kuat, posisi sektor rumah tangga juga kuat dunia usaha terus melakukan rekrutmen. Saya tidak merasa kita akan mengalami resesi, dan tingkat suku bunga meski sudah naik tetapi masih sangat rendah. Suku bunga masih di bawah 1% saat tingkat pengangguran di level terendah dalam 50 tahun terakhir" tambah Lowe.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dolar Australia Tak Mampu Tembus Rp 10.700/AU$, Ada Apa?
