
'Tarik Tambang' Rusia vs Resesi, Harga Minyak Mau ke Mana?

Saat ini harga minyak sedang terombang-ambing dalam ketidakpastian. Investor pun dipaksa untuk mengambil keputusan dengan cepat.
"Ada dua narasi yang saling berlawanan. Di satu sisi, sanksi terhadap Rusia membuat pasokan menipis. Namun di sisi lain harga yang tinggi kemudian memukul permintaan," kata Andrew Lipow, Presiden Lipow Oil Associates LLC yang berbasis di Houston (Amerika Serikat/AS), seperti dikutip dari Reuters.
Serangan Rusia ke Ukraina membuat negara yang dipimpin oleh Presiden Vladimir Putin itu dijatuhi berbagai sanksi. AS dan sejumlah sekutunya sepakat untuk mengembargo minyak dari Negeri Beruang Merah, untuk menekan pendapatan Rusia.
Padahal Rusia adalah salah satu negara produsen dan eksportir minyak terbesar dunia. Tanpa pasokan dari Rusia, pasar minyak akan sangat terpukul. Pasokan berkurang sehingga harga akan tetap cenderung naik.
"Pasokan masih ketat, ini mendukung harga minyaj tetap tinggi. Harga di kisaran US$ 120/barel adalah sesuatu yang normal," sebut Stephen Brennock, Analis PVM, seperti diberitakan Reuters.
Halaman Selanjutnya --> Harga Bensin Makin Tinggi Bisa Bikin Resesi
(aji/aji)