Top Gainers-Losers

Saham BUMI Masuk Top Gainers, CTRA Ada di Top Losers

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
21 June 2022 07:00
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil ditutup menghijau pada perdagangan Senin (20/6/2022) kemarin. Padahal, indeks sempat amblas lebih dari 1% pada awal perdagangan sesi I.

Indeks bursa saham acuan Tanah Air tersebut ditutup menguat 0,57% ke posisi 6.976,377. Meski berhasil menguat, tetapi IHSG belum mampu kembali menyentuh zona psikologis di 7.000.

Pada pembukaan perdagangan sesi II kemarin, IHSG langsung mencoba berbalik arah dan berhasil menyentuh zona hijau sekitar pukul 14:00 WIB.

Nilai transaksi indeks pada perdagangan Senin kemarin mencapai sekitaran Rp 15 triliun dengan melibatkan 28 miliaran saham yang berpindah tangan sebanyak 1,3 juta kali. Sebanyak 239 saham menguat, 273 saham melemah, dan 172 saham stagnan.

Namun, investor asing melakukan penjualan bersih (net sell) sebesar Rp 842,84 miliar di pasar reguler pada perdagangan kemarin.

Di tengah rebound-nya IHSG kemarin, beberapa saham menjadi top gainers. Berikut sepuluh saham yang menjadi top gainers pada perdagangan Senin kemarin.

Saham Top Gainers

Saham emiten pertambangan mineral yakni PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) menjadi salah satu saham yang masuk ke jajaran top gainers pada perdagangan Senin kemarin. Saham MDKA ditutup melonjak 10,98% ke posisi harga Rp 4.550/saham.

Nilai transaksi saham MDKA pada perdagangan Senin kemarin terbilang cukup besar yakni mencapai Rp 1,1 triliun dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 248,34 juta lembar saham. Namun, investor asing melepas saham MDKA sebesar Rp 442,22 miliar di pasar reguler.

Harga saham MDKA berhasil rebound pasca anjlok selama 3 hari beruntun. Sejak perdagangan 10 Juni hingga Jumat pekan lalu, saham MDKA tak pernah menghijau, dengan 5 kali merah dan satu kali flat. Tetapi, dalam 6 hari perdagangan MDKA masih mencatatkan kenaikan mencapai 34,04%.

Penurunan saham MDKA pada perdagangan sebelumnya memang dipengaruhi oleh harga emas dunia yang ambles 1,69% sepanjang pekan lalu. Sementara belum ada informasi signifikan mengenai kenaikan saham MDKA kemarin.

Target produksi emas MDKA 2022 tercatat menurun. Pada tambang Emas Tujuh Bukit, MDKA menargetkan produksi emas pada tahun 2022 berada di kisaran 100.000 ons hingga 120.000 ons emas dengan all in sustainable cost (AISC) emas sebesar US$ 1.000 hingga US$ 1.100 per ons emas.

Pada kuartal I-2022, produksi tembaga MDKA juga meningkat sebesar 111,6% dari semula hanya 2.489 ton di kuartal I-2021 menjadi 5.267 ton. Sementara per 31 Maret 2022, sebanyak 2.000 ton tembaga dilindung nilai dengan harga rata-rata US$ 9.838 per ton untuk periode April sampai dengan Juli 2022.

Selain saham MDKA, adapula saham emiten batu bara Grup Bakrie yakni PT Bumi Resources Tbk (BUMI) yang masuk ke jajaran top gainers kemarin.

Saham BUMI ditutup melompat 10,77% ke harga Rp 72/saham pada perdagangan kemarin. Nilai transaksi saham BUMI pada perdagangan kemarin mencapai Rp 395,32 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 5,69 miliar lembar saham. Seperti di saham MDKA, asing juga melepas saham BUMI sebanyak Rp 69,3 miliar di pasar reguler.

Dari kinerja keuangannya pada kuartal I-2022, BUMI berhasil mencatatkan laba sebesar US$ 43,25 juta pada kuartal I-2022, membalikkan kerugian dari periode yang sama tahun lalu senilai US$ 11,67 juta. Lonjakan laba ini disebabkan oleh peningkatan pendapatan sebesar 83% menjadi US$ 349,87 juta, dari sebelumnya pada kuartal I-2021 sebesar US$ 191,25 juta.

Meski produksi batu bara perusahaan tercatat turun 16% menjadi 16,3 juta ton pada kuartal I-2022, dibandingkan 19,3 juta ton pada kuartal I-2021. Namun demikian, harga jual rata-rata meningkat 59% dari US$ 53,2 per ton di 2021, menjadi US$ 84,5 per ton. Margin usaha perusahaan tercatat 18,9% pada periode ini.

"Peningkatan ini sejalan dengan pemulihan harga batu bara global dan tren bullish saat ini dipicu oleh ketidakseimbangan pasokan, dan telah membawa harga batu bara ke level tertinggi dalam 10 tahun," kata Direktur dan Sekretaris Perusahaan BUMI Dileep Srivastava dalam siaran resminya beberapa waktu lalu.

Saat IHSG berhasil rebound, beberapa saham juga masuk ke jajaran top losers. Berikut 10 saham top losers pada perdagangan Senin kemarin.

Saham Top Losers

Saham emiten perikanan yakni PT Cilacap Samudera Fishing Industry Tbk (ASHA) kembali masuk ke jajaran top losers pada perdagangan kemarin. Saham ASHA ditutup ambles 6,87% ke harga Rp 244/saham. Dengan ini, maka saham ASHA terkena batas auto rejection bawah (ARB) kemarin.

Nilai transaksi saham ASHA pada perdagangan kemarin mencapai Rp 814,08 juta dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 3,34 juta lembar saham. Investor asing mengoleksi saham ASHA sebesar Rp 4,88 juta di pasar reguler

Dalam 10 hari terakhir, saham ASHA secara mayoritas mencatatkan koreksi, di mana hanya satu hari saja yang berhasil menguat yakni pada perdagangan 9 Juni lalu. Setelahnya, harga saham ASHA terus mencatatkan koreksi. Dalam 10 hari terakhir, saham ASHA sudah terkoreksi hingga 31,07%.

Sebelumnya, emiten perikanan yang masuk sektor consumer non-cyclicals ini melepas 1,25 miliar saham di harga Rp 100 saat penawaran perdana (initial public offering/IPO). Artinya dana segar yang diperoleh emiten ini mencapai Rp 125 miliar.

ASHA merupakan perusahaan perikanan yang terintegrasi dengan beroperasi 40 tahun lebih di industri perikanan. Produk bahan baku perikanan Cilacap Samudera berasal dari hasil tangkapan kapal sendiri dan juga dari supplier atau pihak ketiga.

Selain saham ASHA yang kembali masuk ke jajaran top losers kemarin, adapula saham emiten properti Grup Ciputra yang masuk ke jajaran top losers kemarin yakni PT Ciputra Development Tbk (CTRA).

Saham CTRA ditutup ambrol 6,7% ke posisi Rp 835/saham dan terkena level ARB-nya kemarin. Nilai transaksi saham CTRA pada perdagangan kemarin mencapai Rp 72,58 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 84,78 juta lembar saham. Asing melepasnya sebanyak Rp 36,45 miliar di pasar reguler.

Dari kinerja keuangannya pada kuartal I-2022, pendapatan bersih CTRA melonjak 20,76% menjadi Rp 2,23 triliun, dari sebelumnya sebesar Rp 1,85 triliun pada periode yang sama tahun 2021.

Sehingga, laba bersih CTRA pada kuartal I-2022 melejit 73,25% menjadi Rp 421 miliar, dari sebelumnya pada kuartal I-2021 sebesar Rp 243 miliar.

Adapun dari ekuitasnya, CTRA juga mengalami kenaikan sebesar 2,3% menjadi Rp 19,84 triliun pada kuartal I-2022, dari sebelumnya pada akhir tahun 2021 sebesar Rp 19,39 triliun.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular