Bak Roller Coaster, Bitcoin Cs Melambung tapi Rawan Koreksi
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga kripto utama berbalik menguat pada perdagangan Senin (20/6/2022), meski saat ini masih berada di zona rendah dalam setidaknya setahun terakhir.
Melansir data dari CoinMarketCap pada pukul 09:10 WIB hari ini, Bitcoin melejit 8,13% ke posisi US$ 19.999,82/koin atau setara dengan Rp 295.997.336/koin (asumsi kurs Rp 14.800/US$), sedangkan Ethereum terbang 12,66% ke harga US$ 1.085,61/koin atau Rp 16.067.028/koin.
Sedangkan beberapa koin digital (token) alternatif (altcoin) seperti Dogecoin meroket 13,51% ke US$ 0,05871/koin (Rp 869/koin), Solana melonjak 9,13% ke US$ 32,93/koin (Rp 487.364/koin), dan BNB melompat 8,11% ke US$ 209,28/koin (Rp 3.097.344/koin).
Berikut pergerakan 10 kripto utama pada hari ini.
Bitcoin kembali menguat ke kisaran harga US$ 19.000, setelah sempat menyentuh kisaran US$ 17.000 yang menjadi level terendahnya sejak 2017 silam.
Meski sudah mulai menguat, tetapi Bitcoin masih belum mampu menyentuh level terendahnya dalam setahun terakhir yakni di kisaran US$ 20.000.
Sepanjang pekan lalu, Bitcoin ambruk hingga sekitar 20%. Pada pekan lalu pula, pasar kripto untuk pertama kalinya menyentuh zona terendahnya lebih dari setahun terakhir.
Jatuhnya pasar kripto terjadi disebabkan oleh tekanan dari ekonomi makro, termasuk inflasi yang meningkat dan serangkaian kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (The Fed).
Selain kondisi makroekonomi yang sedang tidak baik, jatuhnay pasar kripto diperparah oleh adanya krisis likuiditas yang menimpa perusahaan perdagangan dan pinjaman kripto yakni Celsius Network.
Celsius mulai memblokir penggunanya untuk mengakses dana mereka, termasuk untuk melakukan penarikan dana. Hal ini memicu spekulasi di kalangan investor bahwa perusahaan tersebut akan segera bangkrut.
Investor khawatir adanya kemungkinan bahwa krisis likuiditas Celsius dapat menyebabkan lebih banyak kerugian di pasar kripto. Bahkan, krisis ini berpotensi merobohkan pemain utama lainnya.
"Jika Celsius runtuh, kaskade cair dapat terjadi di mana para whales (investor besar) yang telah memanfaatkan taruhan pada Bitcoin dan Ethereum menjadi dilikuidasi," kata Marcus Sotiriou, analis di broker aset digital GlobalBlock yang berbasis di Inggris, dikutip dari CNBC International.
Selain itu, akibat dari kondisi makroekonomi yang kian memburuk, banyak perusahaan kripto mulai memberhentikan karyawan, ada juga laporan bahwa hedge fund cryptocurrency mengalami masalah.
Perkembangan tersebut bertepatan dengan penurunan pasar saham global, di tengah kekhawatiran kenaikan suku bunga dan kemungkinan pertumbuhan resesi di AS.
Kecepatan dan kedalaman kerugian Bitcoin yang dipercepat bersamaan dengan kekalahan saham dapat menantang dukungan untuk cryptocurrency dari berbagai kelompok investor.
Sementara itu, beberapa institusi membeli Bitcoin dengan harapan akan mengimbangi penurunan saham dan obligasi.
Edward Moya, analis senior dari OANDA mengatakan bahwa pemandu sorak kripto yang sebelumnya paling keras mendukung reli besar kini mulai diam. Mereka mengklaim masih optimistis dalam jangka panjang, tetapi mereka berhenti mengatakan ini adalah waktu untuk membeli meski harga turun terus.
"Bitcoin terus menyentuh level terendahnya dalam setahun terakhir bahkan sejak tahun 2017, menandakan bahwa kepercayaan telah runtuh di industri kripto dan bahwa masyarakat melihat tekanan terbaru masih akan terjadi kedepannya," kata Moya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd/chd)