Lagi Lagi Bitcoin Cs Turun, Sepekan Ambles Lebih Dari 30%!

Annisa Aflaha, CNBC Indonesia
18 June 2022 13:53
Infografis/ Kejatuhan Harga Bitcoin dari Masa ke Masa/Aristya Rahadian
Foto: Infografis/ Kejatuhan Harga Bitcoin dari Masa ke Masa

Jakarta, CNBC Indonesia- Harga kripto utama bergerak melemah pada perdagangan Sabtu (18/6/2022), mengindikasikan bahwa trader masih melakukan aksi jual di pasar kripto.

Melansir data dariCoinMarketCap pada pukul 12:50 WIB hari ini, Bitcoin melemah 1,96% ke level harga US$ 20.415,36/koin atau setara dengan Rp 302.576.050/koin (asumsi kurs Rp 14.821/US$), Ethereum terkoreksi 2,27% ke level US$ 1.077,33/koin atau Rp 15.967.107/koin.

Berikutnya dari beberapa koin digital (token) alternatif (altcoin) seperti BNB terpangkas 2,42% ke US$ 211,82/koin (Rp 3.139.384/koin), Cardano ambruk 1,9% ke US$ 0,4848/koin (Rp 7.185/koin), dan XRP merosot 2,9% ke US$ 0,32/koin (Rp 4.742/koin).

Berikut pergerakan 5kripto utama selain stable coin pada hari ini.

Cryptocurrency

Kode

Dalam Dolar AS

Dalam Rupiah

Perubahan Harian (%)

Perubahan Sepekan (%)

Bitcoin

BTC

20.415,36

302.576.050

-1,96%

-30,29%

Ethereum

ETH

1.077,33

15.967.108

-2,27%

-35,49%

Binance Coin

BNB

211,82

3.139.384

-2,42%

-26,55%

Cardano

ADA

0,4848

7.185

-1,90%

-17,71%

XRP

XRP

0,3199

4.741

-2,90%

-16,99%

Sumber:CoinMarketCap

Dari data di atas, dalam sepekan terakhir, semua mata uang kripto utama terkoreksi.

Ethereum ambles 35,49% dan menjadi mata uang kripto utama terbesar penurunanya. Disusul oleh Bitcoin (BTC) yang anjlok 30,29% hingga mencapai level US$ 20.000. Padahal, pada perdagangan Kamis (16/6), Bitcoin sempat menguat hingga kisaran US$22.000.

Kondisi makroekonomi global yang masih belum jelas arahnya menjadi salah satu kapitalis negatif di pasar kripto pekan ini.

Berawal dari sikap agresif bank sentral Amerika Serikat (AS) (Federal Reserve/The Fed) dengan menaikkan suku bunga acuan pekan ini dan diikuti oleh bank sentral lain di seluruh dunia, seperti Bank of England (BOE) dan Swiss National Bank (SNB).

Hal tersebut, meningkatkan kekhawatiran bahwa sikap hawkish bank sentral utama tersebut akan memperlambat pertumbuhan ekonomi AS hingga mendorong ke jurang resesi.

Ketika ekonomi global sedang mengalami penurunan, maka aset berisiko biasanya dihindari, sehingga membuat harga kripto berjatuhan.

Bursa saham AS yang jatuh ke bear market (zona penurunan) juga sering disebut sebagai masa crypto winter. Artinya, adanya siklus bearish di pasar kripto yang berlangsung dalam jangka waktu yang lama.

Tidak hanya itu, tampaknya investor masih dibayangi oleh kejatuhan dua token Terra Luna (LUNA) dan TerraUSD (UST) di awal bulan lalu yang memicu chaos di pasar kripto hingga mengalami crash.

Selain itu, adanya krisis likuiditas dari perusahaan pinjaman kripto terbesar yakni Celcius Network.

Pada awal pekan ini, Celsius menghentikan penarikan dana, sehingga para pelanggannya tidak bisa menarik dananya di perusahaan tersebut.

Kejadian yang sama juga sempat terjadi di bursa kripto terbesar di dunia yakni Binance. Tetapi pihak Binance telah mengonfirmasi bahwa penghentian penarikan dana investor terjadi karena adanya masalah teknis atau gangguan sistem, bukan kehendak dari manajemen Binance.

Hal ini memicu kekhawatiran bahwa kasus ini dapat berimbas ke perusahaan sejenis lainnya, bahkan juga berimbas ke bursa kripto. Investor juga beranggapan bahwa krisis ini dapat membawa Celsius menuju ambang kebangkrutan.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aaf/aaf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Guncangan Besar Pasar Kripto Membuat Harga Bitcoin Anjlok

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular